Pengunjung TEI datang dari penjuru dunia. Amerika, Eropa, Asia, bahkan Afrika. Setiap tahunnya, ITPC (Indonesian Trade Promotion Centre) dan kedutaan besar Indonesia di negara-negara mitra mengundang calon pembeli berbagai sektor untuk menghadiri TEI. Undangan ini pun tidak asal-asalan, ITPC bertugas mencari konsumen sesuai barang yang dibutuhkan dan dipamerkan di TEI.
Mereka yang pernah mengunjungi TEI pasti paham kualitas produk yang dipamerkan di sana. Mulai dari furnitur, aksesoris, barang pecah belah, fashion, tekstil, semua adalah barang berkualitas pada segmennya. Kalau tak percaya, tengoklah hall bagian furnitur. Jangan kaget saat melihat kursi, meja, sofa, lemari, dan ornamen penghias ruangan dengan desain khas yang apik. Tak kalah dengan produk IKEA!
Meskipun TEI adalah pameran berskala internasional, pesertanya bukan cuma perusahaan besar. Banyak pula yang berasal dari sektor UKM. Boleh dibilang, pelaku UKM yang berhasil ikut TEI pastilah punya kualitas produk terbaik di kelasnya. Bahkan mampu bersaing di pasar dunia.
Bagi para pelaku UKM ini, TEI adalah wadah pemasaran yang potensial. Bagaimana tidak? Dari ribuan pengunjung, hampir separuhnya adalah calon pembeli mancanegara. Secara langsung, mereka memamerkan produk-produknya kepada dunia. Calon pembeli pun dapat menguji kualitas barang di tempat, sekaligus bertransaksi jika memang berminat.
Kalaupun tidak ada transaksi sekalipun, pelaku UKM tetap memperoleh kesempatan emas untuk memamerkan produknya. Kualitas barang yang diuji langsung bakal diingat oleh calon pembeli. Dengan sendirinya, produk UKM itu bakal tersiar dari mulut ke mulut. "Di Indonesia, ada produsen yang punya kualitas barang oke." Perlu diingat, tak semua pelaku UKM bisa mendapatkan kesempatan ini.
MENGAPA PEMASARAN HARUS DIPERLUAS
Tentu saja agar usaha berkembang lebih pesat. Seorang entrepreneur yang memulai bisnis kecil-kecilan tentu ingin mengembangkan usahanya. Motivasi awalnya mungkin hanya sebatas mempertahankan penjualan. Namun lambat laun, pastilah ada dorongan untuk memperbesar skala usaha. Jika dulu hanya menjual di marketplace, sekarang ingin membuka toko. Setelah mampu membuka toko, lantas ingin membuka cabang.
Tapi pengembangan ini mutlak harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pada sisi produk, pengemasan, pemasaran, bahkan pelayanan kepada konsumen. Tidak bisa hanya mengandalkan salah satunya.
Produk berkualitas buruk tak bakal laku meskipun dipasarkan secara masif. Kalaupun laku karena kemasan dan iklan yang menarik, tinggal menunggu waktu sampai akhirnya konsumen melayangkan komplain. Sebaliknya, produk berkualitas akan disangsikan mutunya jika dikemas asal-asalan. Bahkan tak bakal diketahui keberadaannya tanpa pemasaran masif.
Salah seorang pengusaha kawakan pernah berkata, "Kalau anda berjualan hanya seinginnya saja, berarti anda bukan pengusaha. Seorang pengusaha selalu berkembang, tak pernah berhenti pada satu titik."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H