Mohon tunggu...
Arianto
Arianto Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Freelancer yang free thinker

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Monopoli Bulog untuk Siapa?

27 Maret 2019   16:39 Diperbarui: 27 Maret 2019   16:56 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa juga aktor-aktor pembuat komitmen yang bermain mata denga pihak swasta karena toh mereka adalah pemain-pemain lama yang sudah dikenal di kalangan pedagang. Dan yang paling penting ada agenda apa untuk memaksakan semua ini? Ini harus jadi perhatianpresiden, aparat penegak hukum dan terutama sekali Komisi PemberantasanKorupsi.

Sejak awal, Presiden Jokowi sudah menunjukkan komitmen tegasnya dalam pemberantasan korupsi. Berbagai inisiatif dan perubahan sudah dilakukan seperti penggunaan e-catalog dalam pengadaan barangdan jasa untuk pemerintah dan BUMN. Semua itu dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya tindak pidana korupsi yang masih terus menghantui bangsa kita. Sayangnya di tengah komitmen itu, monopoli impor bawang putih Bulog ini menunjukkan kemunduran.

Bukan rahasia lagi, bahwa monopoli sarat dengan berbagai kepentingan, membuka peluang terjadinya mark up,penunjukan langsung yang semuanya berujung pada tindak pidana korupsi. Terbongkarnya tindak pidana korupsi yang melibatkan Direktur Teknologi KrakatauSteel menunjukkan betapa berbahayanya wabah korupsi terutama yang menimpa BadanUsaha Milik Negara. Kasus ini hanya gunung es, sebatas permukaan, yangmenunjukkan betapa dalamnya potensi korupsi yang terjadi diperusahaan-perusahaan pelat merah.

Kasus Krakatau Steel seharusnya jadi peringatan keras untuk pemerintahan Presiden Jokowi. Apalagi di tengahsemakin mendekatnya hari-hari pelaksanaan Pemilu. Jangan sampai kasus-kasus monopoli yang berujung korupsi menjadi senjata tak bertuan bagi pihak lawan untuk mengikis elektabilitas petahana.

Jangan sampai, apa yang selama ini dinyanyikan pihak seberang bahwa monopoli BUMN semakin menihilkan peran swasta terbukti lewat monopoli impor bawang putih oleh Bulog. Masih ada waktu untuk mendorong seluruh aparat hukum untuk menyibak pat-gulipat di balik monopoli impor bawang putih oleh Bulog.

Bulog telah jadi catatan kelam Orde Baru. Bulog jadi bom waktu di era reformasi. Karena Bulog seorang presiden terdepak dan Ketua DPR jadi terdakwa. Jangan sampai monopoli impor bawang putih oleh Bulog ini akan menjadi sejarah yang berulang, ini menjadi pintu masuknya pergantian kekuasaan di Republik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun