Mohon tunggu...
Ariani HimaliaPutri
Ariani HimaliaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Brawijaya

Kuliah di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Permasalahan Polusi Udara di Kota bandung Dapat Memicu Timbulnya Penyakit ISPA?

12 Desember 2022   10:30 Diperbarui: 12 Desember 2022   11:11 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi polusi udara akibat padatnya kendaraan di jalanan/dokpri

Berbicara mengenai Kota Bandung, pasti sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia dan masuk dalam kategori kota metropolitan. Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penduduk Kota Bandung mencapai angka 2.444.160 jiwa. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Bandung termasuk padat dan banyak.

Seiring berjalannya waktu, pertambahan penduduk terus meningkat dengan tidak diimbangi pemanfaatan lahan yang baik. Luas wilayah Kota Bandung mencapai 167,31 km persegi. Dengan luas tersebut, jumlah penduduk di Kota Bandung terus meningkat sehingga Kota Bandung turut mengalami dinamika permasalahan kota.

Masalah Polusi Udara di Kota Bandung

Permasalahan urbanisasi terus menjadi perhatian di Kota Bandung. Urbanisasi bukan hanya dimaknai sebagai perpindahan penduduk dari desa menuju kota, urbanisasi kini dapat dimaknai sebagai penyebab berkurangnya lahan hijau karena semakin banyak penggunaan lahan untuk bangunan. Selain itu, dinamika permasalahan penduduk akibat urbanisasi juga berimplikasi pada pemekaran wilayah di sekitar Kota Bandung yang telah melebihi batas-batas administratifnya.

Kepadatan penduduk yang semakin meningkat di Kota Bandung berimplikasi pada jumlah kendaraan yang turut bertambah. Pertumbuhan kendaraan di Kota Bandung setiap tahunnya meningkat sebesar 5% dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk yang juga mengalami peningkatan sebesar 0,43% (Fauzi, 2021)

Peningkatan jumlah kendaraan dari tahun ke tahun akan berdampak pada tingginya tingkat polusi udara di Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat polusi udara di Kota Bandung sebanyak 60 persen disebabkan oleh polusi udara akibat kendaraan bermotor (Sundari, 2019). Polusi udara tersebut dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan yang berhubungan dengan pernapasan manusia dan tingkat kebisingan kota dapat berpengaruh pada tingkat stres masyarakat perkotaan.

Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Manusia

Polusi udara yang timbul karena emisi gas hasil kendaraan secara tidak langsung telah membuang senyawa yang berbahaya bagi makhluk hidup. Emisi gas kendaraan merupakan sisa dari proses pembakaran bahan bakar di dalam mesin kendaraan yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Proses pembakaran tersebut merupakan reaksi kimia antara oksigen di dalam udara dengan senyawa hidrokarbon dalam bahan bakar untuk menghasilkan tenaga (Sundari, 2019).

Di dalam polutan udara yang dihasilkan dari emisi kendaraan mengandung senyawa kimia yang tentu saja berbahaya bagi kesehatan tubuh seperti Karbon monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Nitrogen oksida (NOx), logam berat, dan Sulfur dioksida (SO2) (Hoesodo, 2004). Dari salah satu kandungan di atas, Karbon monoksida merupakan kandungan yang memiliki risiko tinggi bagi masalah kesehatan manusia.

Dengan adanya kondisi polusi udara yang buruk tentunya dapat menimbulkan berbagai penyakit di masyarakat salah satunya seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)

Penyakit ISPA merupakan penyakit radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri dan virus yang tanpa atau disertai parenkim paru (Putra & Wulandari, 2019). Kejadian penyakit ISPA di Kota Bandung mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2015, penyakit ISPA di Kota Bandung mengalami penurunan sebesar 1.673 kasus. Pada tahun 2016, penyakit tersebut mengalami kenaikan sebesar 9.981 kasus. Pada tahun 2017, terjadi penurunan kembali dengan jumlah penurunan yang sangat drastis sebesar 38.996 kasus.

Berdasarkan pemaparan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan urbanisasi dan masalah kepadatan penduduk merupakan penyebab dari timbulnya berbagai permasalahan kota. Permasalahan polusi udara menjadi salah satu masalah yang timbul karena adanya kepadatan penduduk. Permasalahan polusi udara merupakan hal yang berbahaya bagi kualitas lingkungan dan juga kesehatan manusia sehingga permasalahan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Penyakit ISPA menjadi salah satu bukti dari adanya polusi udara di Kota Bandung.

References

Fauzi, M. (2021). Analisis Jumlah Kendaraan Angkutan Kota Dengan Metode Headway Dllaj Dan Box Bep Di Masa Pandemi Covid-19. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 16(2), 85–92. https://doi.org/10.14710/jati.16.2.85-92

Hoesodo, D. (2004). Pemodelan Pencemaran Udara Akibat Lalu Lintas di Jalan Arteri ( Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta di Kota Bandung). In Universitas Diponegoro.

Sundari, S. N. (2019). Polusi Udara Kendaraan Bermotor Tidak Berpengaruh Terhadap Penyakit ISPA. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN: Jurnal Dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 16(1), 697–706. https://doi.org/10.31964/jkl.v16i1.157

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun