Mohon tunggu...
ariandi putra
ariandi putra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Penganyam Kata, Penikmat Sastra, Pencumbu Politik, Pencinta Film dan Musik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rekor Fantastis "FirManSah" Tak Berakhir Gelar Juara bagi Liverpool

28 Mei 2018   12:17 Diperbarui: 28 Mei 2018   12:40 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencetak 29 gol dan memecahkan rekor trio 'BBC' milik Real Madrid dengan 28 gol pada musim 2013-2014 adalah sebuah pencapaian yang luar biasa untuk trio 'FirManSah' milik Liverpool. Itulah rekor fantastis yang menjadi bekal berharga bagi Firmino, Mane, dan Salah untuk membawa Liverpool ke partai puncak dan menggapai asa juara di UEFA Champions League musim ini

Rekor yang sangat menakutkan tentunya juga bagi sang juara bertahan, Real Madrid yang menjadi lawan di partai puncak yang digelar di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina, minggu dnihari

Laga final antara Real Madrid vs Liverpool berjalan sesuai dengan analisa banyak pengamat. Setidaknya di 20 menit awal, strategi Gegen Pressing ala Jurgen Kloop berhasil meredam kreatifitas lini tengah Real Madrid yang dikomandoi oleh Luka Modric, Isco, dan Toni Kroos. Aliran bola dari para gelandang Los Blancos tersendat dan selalu tertahan di sepertiga akhir pertahanan Liverpool. Marcelo yang biasa melakukan overlap pun tak bisa berbuat banyak karena dia harus menjaga pergerakan Mo Salah yang liar dan selalu membahayakan gawang Keylor Navas.

Tapi cerita diatas hanya bertahan sampai menit ke-31. Semua strategi Jurgen Kloop bisa dikatakan hancur total ketika Mo Salah menderita cedera akibat insiden benturan dengan Sergio Ramos. Harapan banyak pihak untuk melihat aksi-aksi ciamik dari Mo Salah di partai final harus pupus karena insiden tersebut.

Sumber: Goal.com
Sumber: Goal.com
Selebihnya laga berakhir anti klimaks bagi Liverpool. Real Madrid yang pada dua edisi sebelumnya menjadi juara menunjukkan mental bertanding dan jati diri yang sesungguhnya. Madrid dengan bebas mengobrak-abrik pertahanan Livepool dan mencetak tiga gol melalui Karim Benzema pada menit ke-51, Gareth Bale menit ke-64 dan 83. Tiga gol tersebut hanya mampu dibalas sekali oleh Liverpool melalui tendangan Sadio Mane didepan mulut gawang pada menit ke-55

Partai final yang diwarnai dua tangisan dari Mo Salah dan Dani Carvajal di babak pertama karena sama-sama menderita cedera ini akhirnya berjalan kurang menarik dan cenderung tidak seimbang. Kloop seakan tidak menyangka Mo Salah akan cedera di pertandingan penting tersebut. Strategi Kloop menemui jalan buntu meski memasukkan Adam Lallana dan Emre Can sebagai alternatif lain yang bisa mengimbangi permainan Madrid yang sangat superior terutama di babak kedua.

Sebagai penggemar bola, kita setidaknya masih terhibur oleh penampilan fantastis Gareth Bale yang memulai laga dari bench dan baru masuk menggantikan Isco di pertengahan babak kedua. Bale memulai pertunjukannya dengan mencetak gol salto indah untuk membawa Madrid unggul 2-1. Hingga akhirnya mengakhiri laga dengan mencetak brace ke gawang Karius melalui tendangan keras nya dari luar kotak penalti.

Laga final ini menjadi laga final yang tentu tak akan pernah dilupakan oleh Mo Salah, Dani Carvajal, Gareth Bale dan Lukas Karius. Publik sepakbola di seluruh dunia akan mengenang mereka berdasarkan performa dan insiden yang terjadi di laga final kali ini.

Di akhir laga tangisan Karius dan permohonan maafnya ke tribun pendukung Liverpool  disambut tepuk tangan oleh penggemar sebagai bentuk support karena telah melakukan dua kali blunder fatal. Itulah pembelajaran berharga dan bentuk kedewasaan suporter tim Eropa menyikapi kegagalan tim dan kesalahan seorang pemain dalam sebuah pertandingan.

Selamat untuk Real Madrid untuk gelar juara tiga kali berturut-turut. Sebuah rekor yang mungkin butuh waktu panjang untuk disamai oleh tim manapun.

Tetap semangat untuk Liverpool yang berjuang habis-habisan di laga final kali ini. Sebuah perjuangan yang tak kenal lelah dan bukti bahwa Liverpool kembali ke DNA aslinya sebagai tim yang menakutkan di Liga Champions

Terkhusus kepada Mo Salah dan Dani Carvajal semoga cepat kembali pulih, karena piala dunia sudah menanti didepan mata

Dari Kiev kita belajar bahwa sepakbola bukan hanya tentang sebuah rekor ataupun kemenangan. Tetapi ada hal lain yang lebih esensial yaitu respek dan kebesaran hati menerima kekalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun