Mencetak 29 gol dan memecahkan rekor trio 'BBC' milik Real Madrid dengan 28 gol pada musim 2013-2014 adalah sebuah pencapaian yang luar biasa untuk trio 'FirManSah' milik Liverpool. Itulah rekor fantastis yang menjadi bekal berharga bagi Firmino, Mane, dan Salah untuk membawa Liverpool ke partai puncak dan menggapai asa juara di UEFA Champions League musim ini
Rekor yang sangat menakutkan tentunya juga bagi sang juara bertahan, Real Madrid yang menjadi lawan di partai puncak yang digelar di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina, minggu dnihari
Laga final antara Real Madrid vs Liverpool berjalan sesuai dengan analisa banyak pengamat. Setidaknya di 20 menit awal, strategi Gegen Pressing ala Jurgen Kloop berhasil meredam kreatifitas lini tengah Real Madrid yang dikomandoi oleh Luka Modric, Isco, dan Toni Kroos. Aliran bola dari para gelandang Los Blancos tersendat dan selalu tertahan di sepertiga akhir pertahanan Liverpool. Marcelo yang biasa melakukan overlap pun tak bisa berbuat banyak karena dia harus menjaga pergerakan Mo Salah yang liar dan selalu membahayakan gawang Keylor Navas.
Tapi cerita diatas hanya bertahan sampai menit ke-31. Semua strategi Jurgen Kloop bisa dikatakan hancur total ketika Mo Salah menderita cedera akibat insiden benturan dengan Sergio Ramos. Harapan banyak pihak untuk melihat aksi-aksi ciamik dari Mo Salah di partai final harus pupus karena insiden tersebut.
Partai final yang diwarnai dua tangisan dari Mo Salah dan Dani Carvajal di babak pertama karena sama-sama menderita cedera ini akhirnya berjalan kurang menarik dan cenderung tidak seimbang. Kloop seakan tidak menyangka Mo Salah akan cedera di pertandingan penting tersebut. Strategi Kloop menemui jalan buntu meski memasukkan Adam Lallana dan Emre Can sebagai alternatif lain yang bisa mengimbangi permainan Madrid yang sangat superior terutama di babak kedua.
Sebagai penggemar bola, kita setidaknya masih terhibur oleh penampilan fantastis Gareth Bale yang memulai laga dari bench dan baru masuk menggantikan Isco di pertengahan babak kedua. Bale memulai pertunjukannya dengan mencetak gol salto indah untuk membawa Madrid unggul 2-1. Hingga akhirnya mengakhiri laga dengan mencetak brace ke gawang Karius melalui tendangan keras nya dari luar kotak penalti.
Laga final ini menjadi laga final yang tentu tak akan pernah dilupakan oleh Mo Salah, Dani Carvajal, Gareth Bale dan Lukas Karius. Publik sepakbola di seluruh dunia akan mengenang mereka berdasarkan performa dan insiden yang terjadi di laga final kali ini.
Di akhir laga tangisan Karius dan permohonan maafnya ke tribun pendukung Liverpool  disambut tepuk tangan oleh penggemar sebagai bentuk support karena telah melakukan dua kali blunder fatal. Itulah pembelajaran berharga dan bentuk kedewasaan suporter tim Eropa menyikapi kegagalan tim dan kesalahan seorang pemain dalam sebuah pertandingan.
Selamat untuk Real Madrid untuk gelar juara tiga kali berturut-turut. Sebuah rekor yang mungkin butuh waktu panjang untuk disamai oleh tim manapun.
Tetap semangat untuk Liverpool yang berjuang habis-habisan di laga final kali ini. Sebuah perjuangan yang tak kenal lelah dan bukti bahwa Liverpool kembali ke DNA aslinya sebagai tim yang menakutkan di Liga Champions