Pada termometer emosi, titik kejang yang dimaksud adalah suatu kondisi kritis dimana kita tidak dapat mengendalikan diri. Akibatnya kita akan melakukan tindakan yang merugikan diri atau orang lain atau lingkungan seperti self harm, menyerang orang lain atau merusak barang.Â
Bahkan kita bisa juga melanggar aturan norma sosial/ agama seperti melakukan perselingkuhan, vandalisme atau narkoba. Â Oleh karenanya menjadi penting untuk mengamati perubahan intensitas ketubuhan sebelum mencapai titik kritis agar dapat melakukan tindakan pencegahan terjadinya perilaku yang merugikan.
Langkah yang dapat kita ambil setelah menyadari termometer emosi kita meningkat adalah dengan memberi "jeda" atau time out dengan melakukan aktivitas menurunkan intensitas emosi tersebut. Antara lain dengan melakukan deep breathing/ olah nafas, aktivitas mindful, minum air putih atau melakukan aktivitas fisik. Saat intensitas emosi menurun atau sudah lebih tenang maka kita akan dapat berpikir dan berespon yang sehat.Â
Contoh, saat kita sedang berkonflik dengan pasangan dan kita merasakan intensitas ketubuhan meningkat, tidak ada salahnya melakukan time out hingga tenang. Untuk itu perlu disepakati sebelumnya (saat tidak ada konflik) maksud time out tersebut diantara pasangan. Dengan memperhatikan termometer emosi, pikiran dan perilaku menjadi lebih terkendali sehingga mampu menyikapi suatu perubahan secara sehat.
Daftar Pustaka
Goleman, Daniel. 2003. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
https://www.gramedia.com. Lely Azizah. Self Awareness : Kesadaran Diri Dalam Memahami Kemampuan Diri
http://www.myorangehr.com. Cara membangun self awareness pada lingkungan kerja.
https://id.wikipedia.org/wiki/Emosi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H