Mohon tunggu...
Ariana Novadian
Ariana Novadian Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog klinis dewasa yang berdomisili dan berpraktik di Jakarta

Tertarik pada tema-tema self care, mentalhealth exercise dan positive psychology.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjaga Kewarasan di Tengah Badai Pandemi Covid-19

19 Juli 2021   13:23 Diperbarui: 19 Juli 2021   13:53 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hampir satu setengah tahun dilalui, ternyata pandemi covid-19 belum berakhir. Bahkan saat ini jumlah yang mengalami positif covid-19 sedang melonjak di negara kita. Hal tersebut membuat pemerintah mengambil tindakan memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) untuk Jawa dan Bali tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021. WHO menyebutkan bahwa pandemi covid-19 memberikan dampak psikologis utama pada terjadinya peningkatan kondisi stress atau kecemasan. Selain tingkat depresi, penggunaan alkohol dan narkoba, perilaku melukai diri atau bunuh diri juga diperkirakan mengalami peningkatan. Belum dapat diprediksi kapan pandemi covid-19 ini berakhir, maka kita akan terus  berhadapan dengan isu kesehatan mental yang cukup serius. 

Pandemi covid-19 memang sudah membuat perubahan di banyak aspek kehidupan kita. Sebenarnya pandemi ini membawa isu utama di bidang kesehatan. Namun karena sifat virus yang baru dikenal dan sifat penyebarannya cepat maka menimbulkan efek ke berbagai aspek kehidupan lain. Selama hampir satu setengah tahun ini, kita sudah merasakan banyaknya perubahan dalam bekerja, sekolah, mengisi waktu luang, interaksi dalam keluarga, urusan domestik, keuangan bahkan mengenai peribadatan. Bisa jadi saat ini kita sudah mendapatkan ritme menjalani fungsi di beberapa aspek kehidupan tersebut. Namun karena isu utamanya yaitu penanganan virus belum terlihat membaik maka upaya adaptasi ini menjadi bersifat sangat dinamis. Dapat dikatakan pandemi ini akan terus "memaksa" diri kita berada dalam situasi mencari keseimbangan atau berada dalam posisi "waspada" secara mental. Artinya pandemi covid-19 ini memberi  tantangan kepada kita untuk bisa tetap "waras" menyikapinya.

 

Mengelola Kewarasan Dengan Kesadaran Diri

Merujuk pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata "waras" dapat diartikan sebagai kondisi sehat jasmani ataupun rohani. Artinya bisa mencakup sehat fisik atau jiwanya atau keduanya. Jika mengacu pada konsep sehat jiwa, kewarasan bisa diartikan suatu kondisi seseorang dapat menjalankan fungsi kognitif (berpikir), emosi dan bertindak yang rasional dan adaptif.

Berita meningkatnya jumlah yang wafat dan terinfeksi virus sebulan terakhir ini, membuat kita dalam posisi waspada. Waspada untuk menerima berita kehilangan, terpaparnya orang terdekat ataupun diri kita sendiri. Situasi penuh kewaspadaan ini membuat kita rentan mengalami penurunan kewarasan atau ketidakseimbangan jiwa. Kerentanan ini sebetulnya dapat dinilai wajar dari kondisi yang tidak wajar seperti pandemi ini. Hanya saja kita tetap perlu berupaya mengelola kewarasan diri. Langkah awalnya dengan menyadari apa yang dipikirkan, dirasakan dan juga sensasi ketubuhan yang dialami saat menghadapi masalah. Sedari awal kita sadari, maka kita dapat mencegah suatu keluhan menjadi gangguan kronis, yang mempengaruhi fungsi hidup sehari-hari.

Sejatinya keluhan yang intens seperti rasa cemas, takut, khawatir, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, sakit kepala, nyeri lambung, sulit tidur, badan mudah lelah dll dapat kita katakan sebagai suatu alarm kewarasan sedang "berbunyi".  Secara natural, kita akan beradaptasi namun proses adaptasi tersebut dapat terkendala oleh sikap pengabaian atau penyangkalan dari kita sendiri. Agar proses adaptasi berjalan dengan mudah, langkah awal yang perlu kita lakukan adalah memiliki kesadaran diri. Sadari secara jujur, mengakui, menerima dan memperbolehkan diri kita untuk merasakan apapun yang sedang dialami. Dengan demikian kita dapat lebih memahami kondisi diri dan selanjutnya mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.

Disarikan dari berbagai sumber, kesadaran diri merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan perhatian terhadap apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan sehingga lebih memahami diri maupun orang lain. Dikatakan kesadaran diri juga bermanfaat untuk meningkatkan fokus, pengelolaan emosi dan berpikir kreatif. Selain itu dengan melatih kesadaran diri, kita juga dapat mengembangkan tingkat empati dan altruisme (sikap menolong) yang lebih tinggi. Jika merujuk pada teori tentang kondisi kontinum dari kesadaran, kebalikan dari kondisi kesadaran diri adalah kondisi autopilot atau bereaksi karena kebiasaan. Hal ini dapat terjadi karena ada kecenderungan otak kita bekerja secara asosiasi yaitu menghubungkan dengan pengalaman yang serupa. Oleh karena ada kecenderungan tersebut, kesadaran diri menjadi suatu kemampuan yang perlu selalu dilatih dan dipelihara agar terus dimiliki. Demikian pula saat seseorang ingin memperbaiki diri, keberadaan kesadaran diri ini menjadi aspek penting yang perlu diupayakan.

Berdasarkan pengalaman melatih kesadaran diri, kita perlu memperhatikan 5 prinsip dalam melakukannya : 

  • Adanya kesediaan melakukan observasi, dengan cukup mengamati saja bukan menilai atau menghakimi.
  • Memiliki rasa ingin tahu terhadap apa yang terjadi pada diri. Mencakup apa yang dipikirkan, dirasakan dan yang ingin/dapat/sudah dilakukan.
  • Perlu sikap jujur dan terbuka, bukan menghindar atau menutupi atau menyangkal.
  • Perlu keberanian menghadapi situasi atau rasa yang tidak nyaman.
  • Memiliki kemauan untuk meluangkan waktu secara rutin (konsisten).

 

Melatih Kesadaran Diri

  • Latihan Pernafasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun