Pengentasan stunting merupakan salah satu tantangan utama dalam pembangunan kesehatan di negara kita, Indonesia. Stunting, yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis pada anak-anak, dapat menyebabkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik maupun perkembangan kognitif anak hingga pada akhirnya mempengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia.Â
Oleh karena dampak stunting yang dapat mengancam kemajuan suatu bangsa, alokasi dana yang tepat dan efisien untuk penanggulangan stunting menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendesak.Â
Alokasi dana yang tepat dan efisien harus dimulai dengan identifikasi prioritas dan kebutuhan lokal. Penulis menyadari bahwa setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga penting untuk melakukan identifikasi mendalam terkait kebutuhan lokal guna menyusun prioritas atau dengan kata lain guna memahami faktor-faktor yang memengaruhi stunting di tingkat lokal.Â
Dana harus dialokasikan sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap wilayah, seperti pencegahan kekurangan gizi, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, dan edukasi gizi bagi masyarakat.
Alokasi dana yang tepat untuk stunting harus fokus pada penguatan sistem kesehatan dasar. Puskesmas dan posyandu menjadi ujung tombak dalam pencegahan stunting.Â
Dengan demikian, salah satu aspek kunci dalam upaya mengentaskan stunting ialan dengan meningkatkan peran dan kualitas pelayanan Puskesmas serta Posyandu, yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.Â
Begitu strategis peran Posyandu dan Puskesmas dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mengingat mereka merupakan pintu gerbang utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya dalam hal ini ialah kepada anak-anak dan ibu hamil.Â
Alokasi dana stunting untuk Puskesmas salah satunya dapat ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan. Pelatihan dan pendidikan bagi petugas kesehatan di Puskesmas, terutama bidang gizi dan kesehatan anak, menjadi kunci mengingat para tenaga kesehatan merupakan motor dibalik program pengentasan stunting ini.Â
Petugas kesehatan yang terampil dapat memberikan informasi yang akurat dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat terkait gizi dan dengan demikian masyarakat dapat mengetahui apa saja hal-hal atau faktor-faktor terkait nutrisi atau kesehatan yang berkontribusi terhadap stunting, yang dapat dicegah di tingkat keluarga.
Fasilitas dan peralatan di Puskesmas juga memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan stunting. Alokasi dana dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur, memperoleh peralatan yang lebih canggih, dan menghadirkan fasilitas yang mendukung, seperti ruang konsultasi gizi dan ruang stimulasi tumbuh kembang anak.Â
Hal ini dapat membantu memastikan bahwa pelayanan yang diberikan di Puskesmas lebih komprehensif dan efektif. Setelah itu, sebagian alokasi dana dapat dialokasikan untuk program edukasi dan sosialisasi di tingkat masyarakat.Â
Puskesmas dapat memainkan peran utama dalam menyampaikan informasi tentang pentingnya gizi, cara pencegahan stunting, dan praktik-praktik gizi yang baik kepada ibu hamil dan keluarga. Program ini dapat mencakup penyuluhan, lokakarya, dan distribusi materi edukatif.
Alokasi dana harus mencakup mekanisme monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan. Puskesmas perlu memiliki sistem pencatatan dan pelaporan yang baik untuk memantau perkembangan anak-anak secara teratur, mendeteksi dini potensi stunting, dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan. Dana ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi informasi yang mendukung pelaporan dan analisis data.
Alokasi dana tidak hanya terfokus pada aspek kesehatan saja, tetapi juga melibatkan sektor-sektor lain seperti pendidikan, pertanian, dan sosial. Puskesmas dapat berkolaborasi dengan pihak terkait untuk mengembangkan program yang holistik dan berkelanjutan dalam menanggulangi stunting. Kemitraan dengan masyarakat lokal juga penting, melibatkan mereka dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program.
Alokasi dana stunting untuk Puskesmas merupakan langkah yang krusial dalam upaya meningkatkan kesehatan anak-anak dan mengurangi angka stunting di Indonesia. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, Puskesmas dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam merespons tantangan stunting, menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan berkualitas.
Jika dana stunting digunakan untuk merenovasi pagar Puskesmas, apakah alokasi dana stunting sudah tepat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H