Sang ayah baru saja mengetahui anaknya merokok beberapa hari ini di mana anak telah merokok selama 5 bulan terakhir.Â
Saya menanyakan kepada sang anak secara terpisah mengapa sang anak memakai rokok. Ia menjawab ia mencoba mulai merokok dikarenakan ia melihat orang terdekat yang sehari-hari tinggal satu atap dengannya pun memakai rokok, yang tak lain tak bukan adalah sang ayah.Â
Ia melihat aktivitas merokok ayahnya sebagai aktivitas yang baginya terkesan mengasyikan karena menurutnya ayahnya terlihat lebih leluasa saat bersenda gurau dengan teman-temannya ketika memakai rokok.Â
Penelitian telah menunjukkan bahwa jika seorang ayah merokok, anak-anak memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi perokok. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana ayah mereka merokok terpapar asap rokok secara pasif.Â
Paparan asap rokok ini dapat mempengaruhi persepsi mereka tentang merokok dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk mencoba rokok.Â
Selain itu, ayah yang seringkali dijadikan figur otoritas dalam keluarga dapat menjadi model perilaku bagi anak-anak. Jika ayah merokok, anak-anak mungkin melihatnya sebagai perilaku yang diterima atau bahkan diinginkan. Mereka dapat meniru perilaku ayah mereka dengan mulai merokok.
Pada penelitian oleh Ashley, dkk berjudul "The longitudinal, bidirectional relationships between parent reports of child secondhand smoke exposure and child smoking trajectories"Â disebutkan bahwa terdapat hubungan antara orang tua yang merokok dan kemungkinan anak merokok yang diasumsikan bahwa terdapat pembelajaran observasional oleh anak dan peningkatan kemungkinan anak untuk memulai merokok yang sesuai dengan teori-teori ekologi sosial.Â
Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa perilaku merokok orang tua dapat mempengaruhi perilaku anak dan meningkatkan kemungkinan anak untuk memulai merokok. Teori-teori ekologi sosial menggarisbawahi pentingnya faktor-faktor sosial dan lingkungan dalam membentuk perilaku individu.Â
Perlu kita pahami bahwa memang terdapat faktor-faktor lain yang juga dapat berkontribusi terhadap keputusan anak untuk mulai merokok. Â Lingkungan keluarga, pendidikan kesehatan, dan faktor sosial juga memainkan peran penting. Selain itu, tidak semua anak dari ayah yang merokok akan mengikuti jejaknya.Â
Setiap individu memiliki kebebasan dan kemampuan untuk membuat keputusan tentang merokok. Â Namun, kita tentu saja tak bisa menutup mata bahwa salah satu faktor yang membentuk perilaku seorang anak memutuskan untuk memulai merokok adalah akibat orang tua yang juga merupakan seorang perokok.Â
Kembali kepada judul "Bisakah Ayah Perokok Meminta Anak Agar Tidak Merokok?", jawabannya tentu saja bisa, mengingat seorang orang tua memiliki tanggung jawab dan hak untuk mengatur anak-anak. Termasuk di dalamnya ialah hak mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesejahteraan, keamanan, dan pendidikan anak-anak.Â