Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Aspek Geografis dalam Penanganan Stunting

21 Mei 2023   19:32 Diperbarui: 22 Mei 2023   07:31 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kader Posyandu mendatangi rumah warga untuk mengukur tinggi badan dan penimbangan berat badan kepada dua balita penderita stunting di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.|Kompas.com/Riza Salman

Hari ini saya bertemu dengan seorang anak laki-laki yang dibawa oleh kedua orangtuanya dengan keluhan demam yang tak kunjung turun ke Instalasi Gawat Darurat atau IGD rumah sakit di mana saya bekerja sekarang. 

Satu bulan lagi orangtuanya menyebutkan bahwa usia anaknya menginjak usia tiga tahun. Dari awal kedatangan sang anak, saya melihat nampaknya anak ini stunting dan wasting. Untuk memastikan, kami memeriksa berat badan anak. 

Perawat melaporkan bahwa berat badan anak hanya delapan kilogram kepada saya. Kemudian saya menghampiri ibu dan ayah dari sang anak. Alih-alih pertanyaan pertama yang saya tujukan kepada mereka adalah terkait keluhan demam anaknya, saya justru menanyakan apakah anaknya rutin dibawa ke Posyandu.

"Jarang, Dok. Pertama rumah saya jauh dari Posyandu, kedua, sering kali saya tidak memiliki transportasi ke Posyandu karena satu-satunya kendaraan yang ada di rumah dipakai oleh suami untuk berangkat bekerja, dan ketiga saya malu dikarenakan beberapa kali Posyandu hanya anak saya yang dijadikan fokus pembicaraan oleh ibu-ibu lain dan petugas Posyandu."

 "Apakah pernah bu anak dari Posyandu dirujuk ke Puskesmas, lalu dirujuk lagi untuk bertemu Dokter Spesialis Anak di RS?" saya mencoba melanjutkan pertanyaan. 


Sang ibu menjawab pernah, dan mengatakan bahwa RS ini terletak sangat jauh dari rumahnya. Hari ini pun ia terpaksa ke RS karena demam anak yang tidak kunjung turun. 

"Kata petugas kesehatan di Puskesmas, kami juga harus bertemu Dokter Spesialis setiap minggu. Transportasi di rumah kami hanya satu dan itupun harus saya pakai setiap hari dan hampir seharian untuk mencari nafkah keluarga, lalu kami juga tidak memiliki cukup uang untuk membeli bensin agar setiap minggu dapat datang kesini", ayah dari sang anak menambahkan. 

Setelah mendapatkan jawaban tersebut, saya melanjutkan dengan pertanyaan terkait keluhan utama sehingga anak dibawa ke IGD, melakukan pemeriksaan fisik, hingga meresepkan obat.

Saya terdiam. Aspek penanganan stunting kiranya begitu luas. Penanganan stunting tak hanya terbatas terkait aspek teknis misal peningkatan kemampuan tenaga kesehatan atau tenaga terlatih untuk melakukan penapisan terhadap anak-anak yang dicurigai dengan stunting. 

Tak hanya terkait aspek penyediaan sistem standar operasional prosedur atau SOP rujukan berjenjang dari Posyandu ke Puskesmas hingga RS terkait anak-anak yang didiagnosis dengan stunting dan tak menunjukkan perbaikan signifikan setelah dilakukan sekian intervensi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun