Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menghargai Pengalaman Subjektif bernama Nyeri

30 Maret 2023   20:32 Diperbarui: 31 Maret 2023   16:30 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stigma dapat muncul dalam bentuk seperti penderita nyeri yang dianggap hanya berpura-pura atau memperbesar gejala yang dialaminya, atau orang yang mengalami rasa nyeri sering dianggap lemah atau kurang tahan sakit, bahkan sering kali juga penderita nyeri dapat dianggap sebagai pencari perhatian atau malas karena tidak dapat bekerja seperti biasa. 

Selain itu, beberapa orang menganggap bahwa rasa nyeri hanya dapat diatasi dengan obat-obatan atau operasi, sehingga mereka meremehkan pengobatan alternatif seperti terapi fisik atau psikoterapi.

Stigma terhadap penderita nyeri dapat memperburuk kondisi mereka, dikarenakan stigma mungkin membuat penderitanya menjadi malu atau takut untuk mencari pelayanan kesehatan. 

Menjadi sangat esensial bagi kita untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang rasa nyeri dan pengaruhnya pada kesejahteraan fisik dan mental. 

Harus dipahami bahwa penanganan rasa nyeri yang efektif memerlukan pendekatan yang individual dan dapat berbeda-beda pada setiap orang. Fasilitasi untuk pengobjektifan rasa nyeri melalui skala nyeri dapat digunakan untuk membantu pasien menggambarkan rasa nyeri yang mereka alami.

Penghindaran penggunaan kata-kata yang bersifat menghakimi rasa nyeri perlu menjadi perhatian bersama. Dengan demikian, penderita nyeri dapat terhindar dari stigma, dapat memperoleh dukungan yang seharusnya, dan mampu mendapatkan pengobatan yang tepat serta efektif untuk rasa nyeri mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun