Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Banyak Jalan Menuju Pengendalian Rokok

21 Maret 2023   08:03 Diperbarui: 26 Maret 2023   08:45 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pelajar berpatisipasi dalam aksi #TolakJadiTarget iklan rokok di Kawasan Silang Monas, Jakarta, Sabtu (25/2/2017). (Foto: KOMPAS/HERU SRI KUMORO)

Tidak ada keuntungan yang bisa diperoleh dari kegiatan merokok. Nyata bahwa merokok memiliki dampak yang sangat merugikan bagi kesehatan. 

Merokok adalah kebiasaan yang merugikan karena dapat memicu berbagai jenis penyakit yang serius seperti kanker, gangguan kardiovaskular, penyakit paru-paru, dan stroke. 

Selain itu, merokok juga dapat memengaruhi kualitas hidup, meningkatkan kemungkinan kematian lebih awal, serta mempengaruhi kesehatan mental.

Meskipun begitu, perokok yang masih melanjutkan kebiasaannya berargumen bahwa merokok memiliki manfaat seperti dapat mengurangi stres atau meningkatkan fokus. 

Namun, kenyataannya manfaat yang dianggap tersebut tidak dapat dibandingkan dengan bahaya yang diakibatkan oleh merokok terhadap kesehatan. 

Penting untuk diingat bahwa terdapat banyak cara lain yang lebih sehat untuk mengatasi stres dan meningkatkan konsentrasi, seperti menjalani gaya hidup yang sehat dengan tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi, serta melakukan olahraga secara teratur.  

Pengendalian rokok telah menjadi perhatian sejak lama karena dampak negatif yang sangat besar bagi kesehatan. 

Pemerintah dan masyarakat telah bekerja sama untuk menciptakan negara yang sehat tanpa rokok dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan meningkatkan pajak rokok, sehingga harga rokok naik dan daya beli perokok menurun. 

Selain itu, iklan rokok juga dibatasi untuk mengurangi paparan rokok terhadap anak-anak dan remaja. Layanan berhenti merokok juga tersedia di beberapa fasilitas kesehatan dan quitline atau layanan konseling melalui telepon. 

Selain itu, kampanye dan pendidikan terus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya merokok terhadap kesehatan. Semua upaya ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari rokok. 

Pemerintah dan masyarakat telah menggunakan berbagai media untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya merokok bagi kesehatan masyarakat. Salah satu contohnya adalah video yang dirilis di akun Instagram Kementerian Kesehatan RI minggu lalu. 

Video tersebut memperoleh beragam komentar dari masyarakat setelah menampilkan sekelompok orang yang menyatakan bahwa uang sebesar 25.000 rupiah dapat digunakan untuk membeli bahan makanan untuk satu keluarga, daripada membeli satu bungkus rokok yang hanya berisi 12 batang. 

Video tersebut berharap agar pengeluaran tersebut digunakan untuk memenuhi protein hewani yang diperlukan, mengurangi stunting pada anak-anak, dan menurunkan konsumsi rokok di Indonesia. 

Banyak orang menanggapi video tersebut dengan menyarankan penutupan pabrik rokok dan merasa bahwa seluruh kampanye yang telah dilakukan sebelumnya tidak akan pernah menyelesaikan masalah tersebut. 

Semua kebijakan yang telah dilakukan untuk mengendalikan rokok memiliki risiko dan manfaatnya sendiri-sendiri. Ini termasuk kebijakan peningkatan pajak rokok, pembatasan iklan rokok, layanan berhenti merokok, dan kampanye kesehatan tentang bahaya merokok. 

Meskipun kebijakan penutupan pabrik rokok yang telah diusulkan juga memiliki risiko dan manfaat, dan ini wajar jika menimbulkan pro dan kontra di masyarakat serta di antara pemangku kebijakan. 

Oleh karena itu, ungkapan "Ada banyak jalan menuju Roma" yang artinya ada banyak cara untuk mencapai tujuan yang sama, adalah sangat tepat untuk menggambarkan upaya pengendalian rokok selama ini. 

Mendiskusikan penutupan pabrik rokok, rencana kebijakan tersebut tentu sudah menjadi ide yang dipertimbangkan dan dibahas sejak lama. 

Namun, alasan mengapa pabrik-pabrik rokok belum ditutup hingga saat ini tentu saja berkaitan dengan pertimbangan yang kompleks terhadap konsekuensi yang mungkin terjadi. 

Berbagai pertimbangan harus dipertimbangkan dalam menutup pabrik rokok, termasuk kemungkinan terbentuknya pabrik rokok ilegal yang dapat menghasilkan rokok yang tidak terkontrol dan berpotensi menyebarkan aktivitas kejahatan seperti perdagangan manusia, perdagangan narkoba, dan pencucian uang. 

Hal ini dapat terjadi karena permintaan rokok yang tetap tinggi meskipun pabrik rokok resmi ditutup. 

Oleh karena itu, kebijakan penutupan pabrik rokok resmi tidak dapat menjamin penurunan konsumsi rokok jika pabrik rokok ilegal masih berkembang dan tidak diatur oleh pemerintah. 

Melalui tulisan ini, penulis tidak memihak pada usulan kebijakan penutupan pabrik rokok, tetapi juga tidak menentangnya. 

Tujuan penulis adalah untuk menunjukkan bahwa seluruh kebijakan yang diimplementasikan seharusnya bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu pengendalian rokok dan tembakau. 

Ada banyak cara untuk mencapai tujuan tersebut, dan perlu upaya bersama untuk terus memperbaiki kebijakan yang ada dan mengkritisi kebijakan yang akan datang untuk memastikan efektivitas dan hasil yang optimal. 

Kolaborasi antara sektor, lembaga, dan masyarakat juga sangat penting untuk mencapai tujuan pengendalian rokok yang positif bagi kita semua.

Dengan berkolaborasi secara baik, diharapkan pengendalian rokok dapat berhasil dan memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat. 

Mari terus bergerak bersama dalam mengupayakan segala upaya yang dapat kita berikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok. 

Kita juga harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil mempertimbangkan risiko dan manfaatnya sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi konsumsi rokok dan memperbaiki kesehatan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun