Kekurangan gizi pada seorang ibu akan berdampak pada turunnya jumlah produksi ASI. Memastikan asupan nutrisi yang cukup pada seorang ibu menyusui kemudian menjadi begitu penting.Â
Sayangnya, tak jarang seorang ibu menyusui lupa untuk memberikan kesempatan kepada dirinya sendiri untuk makan makanan yang cukup nan bergizi saat rutinitasnya disibukkan dengan mengurus sang bayi selama 24 jam penuh.
Selain itu, kondisi psikis seorang ibu ialah merupakan hal yang tak kalah pentingnya dalam proses kelancaran ASI. Refleks pengeluaran ASI dikontrol oleh perintah yang dikirim oleh hipotalamus, salah satu bagian dari otak.Â
Keadaan stres psikologis seperti salah satunya yaitu baby blues, yang mana merupakan bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan, akan menyebabkan ASI tak keluar.Â
Pada akhirnya, kita harus menyadari bahwa proses menyusui tak hanya sekedar apa yang terlihat. Dengan kata lain, ada banyak hal yang tak terlihat di dalam prosesnya.
Peran suami dan komponen keluarga terdekat lainnya untuk turut mendukung kesehatan fisik dan kesehatan mental seorang ibu dalam proses menyusui melalui berbagi tanggung jawab rumah tangga dan pengasuhan anak merupakan hal yang esensial dan utama.
Perlu digarisbawahi, seorang ibu tidak boleh dibiarkan untuk berjuang sendiri mengingat pertumbuhan dan perkembangan anak tak hanya merupakan tanggung jawab seorang ibu, namun juga tanggung jawab seorang ayah.Â
Kiranya, kalimat pertama di dalam artikel ini perlu untuk diralat. Proses menyusui merupakan salah satu proses dalam keibuan dan keayahan. Happy mother, happy father, happy child!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H