Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sugesti Sembuh Instan dengan Infus

6 Oktober 2022   15:38 Diperbarui: 9 Oktober 2022   08:35 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya sudah begitu panjang penjelasan yang saya berikan terkait mengapa pasien saya dua hari yang lalu, yang datang ke IGD Puskesmas kami, tak memiliki satupun indikasi mengapa ia harus diinfus dan apa saja efek samping atau komplikasi dari prosedur pemasangan infus.

Pasien tetap kekeuh memaksa bahwa hanyalah cairan infus yang dapat membantu menyembuhkan penyakitnya. Saat itu bukan kali pertama saya menemui seorang pasien yang bersikeras untuk dilakukan pemasangan infus kepadanya, tapi sudah pasien ke sekian sampai saya sudah lupa ia adalah pasien yang keberapa.

Tentu saja tak kami lakukan pemasangan infus karena memang tak ada sama sekali indikasi alias alasan dibaliknya. Tak disangka, pasien di hari tersebut begitu keras kepala, lebih dari apa yang saya duga.

Setelah dipulangkan dengan obat per oral atau obat minum pada sore harinya dan tentu saja seusai edukasi yang disampaikan berulang-ulang kali kepadanya, pada malam hari pasien kembali datang dan berkata bahwa ia harus diinfus apapun keadaannya. 

Memahami indikasi terapi infus (terapi nutrisi parenteral)

Mengutip dari buku Ilmu Penyakit Dalam oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia atau disebut juga dengan PAPDI pada bab 56 mengenai nutrisi parenteral.

Yang dimaksud dengan terapi nutrisi parenteral ialah semua upaya pemberian zat nutrien melalui infus. Kondisi pasien-pasien yang memerlukan terapi nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:

1. Pasien yang tidak dapat makan, misalnya terdapat sumbatan (obstruksi) pada saluran pencernaan seperti penyempitan (striktur) ataupun terdapat keganasan (malignancy), dan maupun gangguan penyerapan (absorpsi) makanan. 

2. Pasien yang memang tidak diperbolehkan makan secara medis atau post-operasi.

3. Pasien yang tidak mau makan (seperti akibat pemberian kemoterapi).

Kemudian, jika berdasarkan ASPEN Guidelines atau American Society of Parenteral & Enteral Nutrition pada tahun 2002 terdapat beberapa indikasi pemberian nutrisi parenteral, antara lain:

1. Nutrisi parenteral harus diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi melalui oral 

2. Jika pemberian nutrisi tambahan diindikasikan, nutrisi parenteral digunakan pada pasien dengan gangguan saluran cerna atau tidak dapat memenuhi kebutuhan secara oral, seperti pada penyakit ileus paralitik, iskemi mesenterik, obstruksi usus, fistula saluran cerna. 

Atau jika dibuat secara ringkas, infus dipasang sebagai pemberian terapi nutrisi tambahan saat nutrisi per oral dianggap tidak mencukupi, atau sebagai terapi nutrisi total bila pasien memang tidak dapat makan, atau jika pemberian obat-obatan melalui per oral dianggap tidak dapat memberikan efek yang adekuat kepada pasien.

Memahami beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan infus

1. Phlebitis atau peradangan pada pembuluh darah vena.

2. Hematoma atau kondisi adanya kumpulan darah yang tidak normal di luar pembuluh darah (ekstravasasi cairan)

3. Emboli udara atau keadaan ketika gelembung udara masuk ke dalam pembuluh darah. Gelembung-gelembung udara tersebut kemudian dapat berjalan ke arah jantung atau paru-paru Anda yang menyebabkan terhambatnya aliran darah. 

Sekali lagi, pemasangan infus harus benar-benar disesuaikan dengan ada atau tidaknya indikasi. Jika pemasangan infus telah dimaklumkan selama ini karena pemberian infus dianggap pasien sebagai hal yang dapat menyembuhkan pasien atau dengan kata lain sugesti terkait penyembuhan pasien secara instan untuk apapun jenis penyakitnya melalui infus ialah begitu kuat dan saya pikir inilah saatnya kita  mengubah pola pikir pasien dengan edukasi yang adekuat.

Resistensi dari pasien yang sangat menyenangi dipasangi infus ini tentu saja ada dan sangat kuat, namun memang sudah seyogyanya edukasi terkait indikasi hingga efek samping dari pemasangan infus ini menjadi kewajiban bagi kita tenaga kesehatan untuk memberikannya sejelas-jelasnya.

Alih-alih sembuh dari penyakitnya, pemasangan infus tak berdasar justru hanya akan menimbulkan efek samping/komplikasi yang menyulitkan pasien di kemudian hari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun