Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Psikosomatis, Roti Lapisan Atas Sandwich, dan Arisan yang Menyembuhkan

7 Juli 2022   15:28 Diperbarui: 7 Juli 2022   20:36 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Psikosomatis pada lansia (Sumber: shutterstock)

Saya pun melanjutkan ke inti dari mengapa saya mengajak si kakek berbicara di luar. Perlahan-lahan saya melontarkan pertanyaan apakah sekiranya ada masalah di dalam rumah atau di luar rumah yang mungkin menjadi beban pikiran. 

Beliau menjawab tidak ada. Sekilas saya melihat sang kakek sudah cukup tulus dan kooperatif dalam menerangkannya sehingga saya mencoba mempercayainya. 

Tak menemukan petunjuk atau kata kunci yang begitu saya harapkan dilontarkan oleh sang kakek, akhirnya saya mencoba bertanya langsung kepada si nenek. 

Tak sedikit pun saya menyangka bahwa saya akan membuat seorang nenek usia 74 tahun menjadi berbinar-binar, hingga akhirnya jreng...meneteskan air mata. 

Beliau bercerita bahwa beliau merasa kesepian di penghujung usianya. Beliau merasa bahwa semakin tua ia semakin merasa tak berguna. 

Beliau merasa tak enak kepada anaknya yang harus menghidupi putrinya (cucunya), beliau, serta suami beliau. 

Teringat beberapa waktu yang lalu saat saya membaca artikel mengenai generasi sandwich. Generasi yang harus menghidupi satu generasi di bawahnya alias anak-anaknya dan menghidupi satu generasi di atasnya yakni ayah/ibunya. Hampir seluruh artikel membahas mengenai kondisi mental yang rentan pada mereka-mereka yang diidentifikasi sebagai generasi sandwich. Ternyata tak hanya mental para generasi sandwich saja yang rentan. Roti bagian atas yang menutup daging dan tomat sebuah sandwich pun turut rentan. 

Saya bertanya kepada nenek adakah yang membuat gejalanya menjadi ringan. Kali ini akhirnya nenek dapat berterus terang. Berbeda dari penuturan pertama di anamnesis saat beliau berkata tak ada satu pun yang memperingan gejala. 

Beliau berkata bahwa bertemu anak cucu serta menghadiri arisan atau pengajian satu kali dalam seminggu di sekitar rumahnya dapat menghilangkan gejala tak enak yang dialaminya melalui bercerita kepada sesama lansia yang memiliki masalah yang sama dan rasanya seperti hari itu sesaat beliau tak memiliki penyakit apa-apa. 

Di akhir percakapan, saya menyarankan nenek untuk bertemu psikiater di rumah sakit umum daerah (RSUD). 

Saya menyebutkan psikiater sebagai dokter pikiran alih-alih dokter jiwa. Mengingat stigma masyarakat sini yang masih begitu kental bahwa dokter jiwa hanya untuk mereka-mereka yang gila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun