Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Summa Cum Laude dari Tuberkulosis

4 Juli 2022   18:31 Diperbarui: 5 Juli 2022   09:14 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyakit TBC (Shutterstock via KOMPAS.com)

Saya mencermati rekam medis pasien. Rasa bangga saya akan kerutinan pasien untuk selalu kontrol tepat waktu menggambarkan rasa yang paling dominan tergambar saat itu.

Jika ada rapor atau indeks prestasi kumulatif yang dapat saya berikan kepada pasien ini, tentu saya akan beri indeks prestasi 4.0 di setiap kontrol dan juga 4.0 secara kumulatif.

Bagaimana tidak, berat badannya yang perlahan kian meningkat setiap kontrol, dahak-dahaknya yang telah terkonversi di bulan 1 dan 5 pengobatan, termasuk sekarang di akhir bulan ke-6, serta efek samping yang ia rasakan selama 6 bulan selalu ia sampaikan dan komunikasikan. 

Summa Cum Laude dari tuberkulosis adalah gelar yang tadi saya berikan kepada pasien tersebut.

Saya kemudian mengucapinya selamat karena telah bersabar dan taat dalam menyelesaikan pengobatan tuberkulosis yang lumayan panjang, hingga tak jarang banyak kasus pasien lelah meminum obat dan berujung pada kekambuhan.

Kemudian, saya resepkan multivitamin untuk menambah kekebalan tubuhnya. Sambil meresepkan, saya sampaikan bahwa kami bangga sekali memiliki pasien yang rajin membaca dan mempelajari penyakitnya.

Tak hanya mempelajari namun juga selalu rajin melakukan konfirmasi kepada ahli. Kami senang pasien turut berpikir kritis atas kondisi penyakitnya dengan aktif mendengarkan, aktif bertanya, dan tak hanya diam di setiap pertemuan kontrol penyakit. 

"Selamat mbak sudah wisuda dari tuberkulosis ya," ujar saya.

"Terima kasih dok," balas pasien sambil tersenyum tawa.

Diam-diam kami berdua saling memendam rasa haru. Namun rasa haru saya tak berlangsung lama karena antrean pasien poli umum masih mengular panjang.

Bercanda. Saya masih terharu sampai detik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun