Bisa jadi menstruasi yang terlambat ialah salah satunya akibat beban pikiran yang mempengaruhi hormon di suatu bagian kecil dari otak yang pada akhirnya mengatur produksi hormon pada produksi sel telur di rahim wanita, dan tentunya masih banyak penyebab lain dari mual muntah serta menstruasi yang terlambat.Â
Namun saya mencoba menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dihubungkan dengan keadaan pasien setelah sebelumnya saya sudah melakukan anamnesis (sesi bertanya kepada pasien) secara mendalam.
Perlahan-lahan kembali saya mencoba melontarkan pertanyaan sensitif namun saya pikir ini adalah pertanyaan krusial untuk membantu menambahkan edukasi kunci kepada pasien.Â
Saya bertanya apakah banyak keluarga atau tetangga yang menantikan kehamilan pasien alias apakah ia merasa banyak tekanan dari lingkungan sekitar. Pasien mengangguk iya.
"Semua orang selalu bertanya kapan saya hamil terutama keluarga besar saya. Bahkan ada keluarga yang berkata, andai saya punya anak tentu saya tidak uring-uringan saja di rumah. Akan ada anak yang bisa saya urus." Ucap pasien.
Akhirnya saya langsung berpikir ini ialah suatu keadaan yang disebut kehamilan palsu atau disebut juga dengan pseudocyesis. Sebuah keadaan psikologis somatik (keadaan mental/jiwa yang mempengaruhi hingga menimbulkan gejala pada fisik). Terjadi pada wanita yang infertil atau mengalami tekanan dari berbagai pihak untuk memiliki keturunan. Berlangsung lama hingga mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Ditandai dengan keyakinan pasien bahwa ia hamil karena mengalami tanda dan gejala kehamilan seperti mual muntah, iritabilitas, nyeri pinggang, atau perut membesar.
Hati saya menjadi tak karuan melihat bahwa ini adalah salah satu potret kehidupan dari sekian potret kehidupan wanita yang sering diadili dan diperdebatkan.Â
Diadili jika ada seorang wanita usia 30an belum menikah, maka ia akan ditanyai kapan menikah? Apa kah tidak ada laki-laki yang tertarik? Apakah ia wanita yang pemilih hingga tak kunjung menikah? Apakah karir telah membutakan mata hatinya untuk sesegeranya memiliki pasangan dan menikah?Â
Terus akan diadili jika seorang wanita telah menikah, maka ia akan ditanyai kapan memiliki anak? Mengapa tak kunjung memiliki anak? Apakah ia tak telaten melakukan hubungan seksual? atau apakah rahimnya yang tak sehat?Â
Tetap terus diadili dan diperdebatkan jika seorang wanita telah memiliki anak satu, maka ia akan ditanyai kemarin anaknya pertamanya dilahirkan secara apa? Secara normal atau sesar?Â
Jika sesar maka tak jarang seorang wanita tidak dianggap menjadi ibu sesungguhnya karena tak merasakan bagaimana rasanya mengejan. Tak luput, wanita akan ditanyai mengapa hanya memiliki satu anak. Â Dan akan begitu seterusnya di seluruh fase kehidupan mereka.