Keenam, agar seluruh penyelenggara Continuing Medical Education (CME)Â selalu menjadikan pembahasan resistensi antibiotik menjadi salah satu bahasan penting untuk para dokter dan apoteker memperbaharui ilmunya melalui webinar/workshop/simposium.
Ketujuh, agar pemangku kebijakan terus memonitor implementasi kebijakan di lapangan dan melakukan perbaikan atas kebijakan jika diperlukan.
Sebagai penutup, kembali kepada judul "implementasi kebijakan penggunaan antibiotik di Indonesia yang lemah, salah siapa?", jawabannya adalah salah bersama karena semua pihak berkontribusi akan implementasi penggunaan antibiotik di Indonesia.Â
Penulis berharap semua pihak harus bergerak cepat untuk bersinergi sebelum resistensi antibiotik semakin berkembang lebih lanjut dan tak terkendali.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI