Mohon tunggu...
Robertus Arian Datusanantyo
Robertus Arian Datusanantyo Mohon Tunggu... Dokter -

Dokter, sedang menempuh pendidikan spesialis di Universitas Airlangga Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyebab Demam Tak Hanya DBD dan Tipes (Typhoid)

3 Mei 2012   07:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam perjalanan pulang saya sering mendengarkan radio di mobil. Seorang dokter dalam wawancara radio yang disiarkan nasional ditanya via telpon, “Apakah perbedaan demam karena tipes (typhoid) dan DBD?” Jawab dokter tersebut, “Sama-sama demam, jadi untuk membedakan perlu diperiksa lab (laboratorium) trombosit dan Widal.” Saya garuk-garuk kepala sendiri sambil nunggu lampu hijau menyala.

Lain juga pengalaman dengan pasien-pasien demam. Dua hari panas, mereka kebanyakan bertanya, “Saya sakit DB apa tipes (typhoid), Dok?” Saya biasa menjelaskan bahwa DB merupakan penyakit infeksi endemik di Jogja dan sekitarnya, jadi memang perlu waspada, namun pertanyaan itu belum bisa dijawab sekarang. Ada yang berkenan, ada yang tidak. Lebih banyak tidak.

Jika setiap dokter di Indonesia ini berpikir seperti dokter di atas tadi, saya rasa wajar sekali bila setiap pasien demam selalu curiga bila penyakitnya adalah DBD dan tipes (selanjutnya akan saya sebut typhoid). Seorang dokter dalam bekerja mempergunakan kaidah-kaidah keilmuan yang sudah dipelajari secara sistematis. Anda bisa membaca sebagian besar cara tersebut di sini. Anda juga bisa membaca mengenai kenapa saya langsung kaget mendengar cara dokter tersebut menjawab dengan membacanya di sini.

Demam, adalah peningkatan suhu tubuh yang terkendali sampai di atas nilai normal pada suatu individu. Ada beberapa sel saraf yang secara khusus berfungsi dalam mengatur suhu tubuh dan berada di bagian hipotalamus. Rangsang terhadap bagian ini dilakukan oleh darah dan juga akibat rangsangan oleh reseptor (penerima rangsang) di kulit atau otot. Dalam kondisi sehat, sebenarnya ada variasi minimal antara suhu badan pagi hari dan menjelang malam. Variasi ini termasuk variasi diurnal dengan suhu menjelang malam kurang lebih satu derajat celcius lebih tinggi dari suhu pada pagi hari. Suhu tubuh diukur paling baik pada tempat di mana banyak pembuluh darah yang beredar. Paling sering suhu tubuh diukur pada lipat lengan atas, pada dubur, dan pada bawah lidah.

Demam memang paling sering dikaitkan dengan infeksi. Sebenarnya, ada atau tidaknya infeksi tetap bisa membuat demam, karena mekanisme demam tidak secara langsung dipengaruhi oleh infeksi, tapi dipengaruhi oleh mediator-mediator kimia yang bekerja di dalam darah.

Infeksi sebagai penyebab demam juga punya karakteristik sendiri-sendiri. Misalnya infeksi virus yang ditularkan nyamuk biasanya menyebabkan demam tinggi mendadak. Infeksi akibat bakteri biasanya menimbulkan demam yang naiknya bertahap. Parasit seperti Plasmodium yang menyebabkan malaria menimbulkan demam khas yang berulang setiap dua atau tiga hari. Demikian juga dengan infeksi virus HIV yang biasanya menyebabkan demam tidak terlalu tinggi namun dalam jangka lama. Demam akibat infeksi hampir selalu menimbulkan gejala lain yang khas atau tidak khas.

Selain infeksi, demam juga bisa timbul pada kondisi-kondisi lain yang tidak berkaitan dengan kuman. Dehidrasi misalnya, dapat menimbulkan demam. Trauma yang menyebabkan perlukaan pada jaringan tubuh dapat juga menimbulkan demam. Perubahan-perubahan pada isi rongga kepala, misal karena perdarahan, juga dapat menimbulkan demam tinggi yang sulit turun.

Untuk membedakan penyebab demam, data yang diperlukan mencakup perjalanan demam, kunjungan ke daerah endemis penyakit tertentu, gejala lain yang menyertai, dan gejala lain yang dirasakan penderita. Penggalian riwayat ini diteruskan dengan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Mencari penyebab demam adalah pekerjaan yang tidak mudah.  Sering kali sampai penderita sembuh, penyebab tidak ditemukan. Ini akibat sebagian penyebab demam adalah virus yang akan dilawan sendiri oleh tubuh kita sampai sembuh.

Sekedar melanjutkan komentar, DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit akibat virus dengue yang disebarkan nyamuk. Kita menyebutnya demam berdarah. DBD ditandai dengan demam tinggi mendadak, lalu turun, dan naik kembali (siklus pelana kuda), disertai ruam kulit (tidak selalu), nyeri kepala, nyeri sendi, dan nyeri ulu hati. Sebagian besar DBD sembuh dalam lima sampai enam hari.

Sementara itu, typhoid adalah penyakit akibat bakteri Salmonella typhi, suatu bakteri yang menyerang sistem pencernaan kita. Gejala klasik adalah demam yang bertahap menjadi tinggi sampai lewat hari ketujuh (step ladder), disertai gangguan pencernaan (diare ringan atau sembelit), dan kesadaran yang agak terganggu (mengigau, dll). Banyak tanda secara fisik lain yang bisa ditemukan.

Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan serologi yang akurasinya tidak tinggi. Pemeriksaan ini sudah tidak terlalu diandalkan dalam mencari penyakit typhoid karena tidak spesifik. Trombosit adalah salah satu komponen dalam darah yang bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Trombosit dan lekosit (sel darah putih) pada penderita DBD dan typhoid sama-sama turun, sehingga untuk menginterpretasi hasil pemeriksaan tersebut memerlukan penggalian riwayat dan pemeriksaan fisik.

Untuk meringankan penderitaan akibat demam, paling aman adalah menggunakan parasetamol dengan dosis 10-15 miligram setiap kilogram berat badan setiap kali pemberian. Pemberian parasetamol dianjurkan tiga kali sehari. Istirahat, cukup makan dan cukup minum adalah tindakan bijaksana dalam mengurangi penderitaan akibat demam.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat, dan para dokter bisa lebih berhati-hati dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat. Salam!

Tulisan ini juga dapat anda baca di htto://robertusarian.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun