Lebanon telah mematok mata uang mereka terhadap Dolar AS sejak tahun 1997. Pada saat itu kurs nilai tukar yang ditetapkan oleh bank sentral Lebanon terhadap US$ 1 adalah L 1.507.Â
Kebijakan ini dibuat dengan tujuan untuk menciptakan kepercayaan dari investor untuk dapat berinvestasi di Lebanon dan juga untuk menyelesaikan hiperinflasi yang terjadi akibat perang saudara yang terjadi selama 15 tahun.Â
Selama lebih dari dua dekade pematokan ini terus dipertahankan, walaupun pada dasarnya masyarakat Lebanaon sudah sejak lama mengetahui bahwa nilai sebenarnya dari uang mereka tidaklah seperti itu.Â
Memang secara teori US$ 1 setara dengan L 1.507, tetapi hal ini menjadi percuma sebab keterbatasan persediaan Dolar AS yang tersedia pada bank di Lebanon. Jika ingin melihat nilai asli dari mata uang Lebanon terhadap Dolar AS, maka hal ini dapat dilihat pada perdagangan Dolar AS yang tersedia di pasar gelap di Lebanon pada September 2022 yang mana US$ 1 setara dengan L 38.500.Â
Angka tersebut tentu sangat jauh dengan kurs tetap yang dipatok oleh pemerintah Lebanon. Hal ini yang kemudian membuat IMF meminta pemerintah Lebanon untuk dapat kembali mematok nilai mata uangnya agar dapat mendekati nilai mata uang mereka yang beredar di pasar gelap. Merespon hal tersebut pada akhirnya setelah 25 tahun pemerintah Lebanon mengubah tarif patokan mereka terhadap Dolar AS menjadi L 15.000.Â
Hal ini dapat terjadi tentu sebab kegagalan pemerintah Lebanon dalam mengelola perekonomian mereka. Sejak tahun 2019, pemerintah Lebanon tidak mampu untuk membayar utang mereka, dengan kurs tukar yang baru mereka berharap mampu untuk menutupi lubang yang terdapat pada sektor keuangan sebesar $US 70 Miliar.Â
Salah satu penyebabnya tentu karena Currency peg ini sendiri, karena Currency peg menghabiskan devisa negara untuk mengatasi jika terjadi penurunan nilai tukar. Hingga saat ini mata uang Lebanon telah mengalami penurunan nilai sebesar 95% dan merupakan salah satu krisis ekonomi terburuk sejak 150 tahun terakhir menurut Bank Dunia.Â
Pada akhirnya seluruh kebijakan ekonomi bergantung pada kemampuan suatu pemerintahan untuk menjalani kebijakan tersebut, krisis ekonomi di Lebanon menjadi contoh bagaimana kebijakan ekonomi mampu menghancurukan perekonomian suatu negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI