Mohon tunggu...
Ariadi Abimanju
Ariadi Abimanju Mohon Tunggu... -

Orang gila yang lagi ingin jadi orang waras :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa yang Dipikirkan Soekarno 70 Tahun yang Lalu?

1 Juni 2016   09:14 Diperbarui: 1 Juni 2016   09:24 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Saat pembacaan naskah pancasila"][/caption]

 

It was about 70 years ago.
Keadaan beda banget sama sekarang. Indonesia bahkan belum ada. Pemimpin bangsa ini adalah orang asing. Orang Jepang. Merdeka juga belum.
TV? Ga ada. Telpon? Hadeuhh.. Internet? Apalagi. Paling radio aja.

Ga gampang ngebayanginnya keadaan jaman itu. Yang pasti, saat itu susah untuk bisa tau sebesar apa Indonesia itu, kayak apa pulau lain itu, ada berapa suku di selitar kita dan ada berapa banyak manusia yang hidup. Gimana caranya coba.

Dan gua ga bisa ngerti, kok ya ada orang yang bisa merumuskan lima kalimat yang bisa jadi dasar bagi sebuah kumpulan jutaan manusia bahkan saat ga tau siapa, berapa banyak dan negaranya juga belum ada.

Apa yang dia pikirin ya?

1. Ketuhanan
Gua rasa, dia punya keyakinan bahwa Tuhan adalah segalanya buat siapa aja. Lalu kenapa dia menambahkan 'Yang Maha Esa'? Ingat bahwa kalimat itu belum ada waktu itu, jadi dia yang menciptakan. Tapi dia udah ngerti bahwa penambahan tiga kata itu bisa menjadi dasar perdamaian bahwa walau agamanya berbeda beda, tapi Tuhannya sama.
Tiga kata itu gua percaya sudah menyelamatkan negara ini dari ribuan kesempatan keributan.

2. Kemanusiaan
Humanity. Dia tempatkan kedua setelah Tuhan, sebagai simbol sih gua rasa. Simbol bahwa setelah hubungan antara Tuhan dan Manusia, yang terpenting selanjutnya adalah hubungan antar manusia. Selama perlakuan antar manusia bisa equal dan baik, maka negara ini akan baik baik saja. Iya. Adil, dan beradab.

3. Persatuan
Berdasarkan kongres pemuda sekitar 17 tahun sebelumnya, kayaknya dia agak kebayang bahwa dia harus punya sesuatu yang bisa mempersatukan banyaknya suku yang ada. Kali ini bukan lagi himbauan, tapi penetapan prinsip dan kebanggaan. Iya, negara ini harus selalu bersatu. Tanpa prinsip itu, ya pecah.

4. Musyawarah
Tapi disadarinya juga, kadang perbedaan pendapat itu ada. Wajar lah. Namanya ribuan suku, jutaan kepala. Harus selalu ada cara untuk menyelesaikan masalah, bahkan saat masalah itu belum ada. Biasain ngomongin baik baik dan mencari keputusan yang terbaik buat semua. Dan kalau tidak bisa juga cara itu, ya terpaksa mencari keputusan terbaik buat suara terbanyak. Demokrasi.

5. Keadilan sosial
Kayaknya, dia juga kepikiran tentang sifat jelek kekuasaan. Udah diprediksi sama dia bahwa kalau pemimpin itu bisa aja ngebeda bedain orang yang dipimpinnya. Jadi emang harus diingetin bahwa semua harus diperlakukan sama. Ga boleh yang satu lebih bagus dari yang lain. Iya, bagi seluruh rakyat negara ini.

-o0o-

Mungkin selama ini gua cuma hapal. Kenapa? Ya karena harus. Dari SD udah kudu. Tapi setelah sekarang ga harus lagi, malah lebih mengerti maksudnya. Indah banget kelima kalimat itu. Bangga gua bilang bahwa itu memang dasar negara yang gua cinta ini.

.

 Taken from my Blog www.aditko.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun