Mohon tunggu...
Aria A. Ananta
Aria A. Ananta Mohon Tunggu... Freelancer - Sahabat yang Mengenyangkan

Ketemu di dunia nyata njih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Jalanan

12 Januari 2016   11:36 Diperbarui: 12 Januari 2016   12:11 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba anda bayangkan sejenak. Saat kita sedang berkendara, kita akan terus terpacu untuk menyalip siapa yang ada di depan kita. Setelah berhasil menyalip satu kendaraan, di depan kita kembali ada kendaraan yang lain. Dan begitu seterusnya. Seperti tak berujung. Bahkan lebih parahnya saat kita sedang memacu kendaraan dalam keadaan normal bahkan cenderung lebih pelan karena merasa di depan kita tidak ada lagi saingan kendaraan untuk disalip, tiba - tiba saja ada kendaraan yang menyalip kita. Dan bisa jadi itu adalah yang telah kita salip tadi, atau bahkan kendaraan baru yang baru muncul di jalan yang sedang kita lewati.

Nah..

Itulah pelajaran yang dapat kita ambil. Sama seperti kehidupan ini. Kita terus berusaha untuk menyalip orang - orang yang kita anggap "lebih" dari kita. Saat kita berhasil melampaui orang tersebut, ternyata masih saja ada yang "lebih" dari kita. Dan begitu seterusnya. Ataupun saat kita tidak memiliki ambisi untuk menyalip siapapun, ada orang yang "melebihi" kita. Sama hal nya dengan keadaan kita di jalanan tadi.

Ada banyak pelajaran kehidupan dari jalanan. Tidak akan mampu penulis menceritakannya dalam satu kali penuturan, bahkan seorang Mario Teguh sekalipun. Yang harus kita ingat selanjutnya adalah bahwa jalanan adalah sebuah ciptaan. Ciptaan manusia. Dia pasti akan rusak, akan hancur dan binasa menghilang dari dunia ini. Begitu pula kita manusia. Kita adalah sebuah ciptaan. Ciptaan Allah. Kita pasti akan rusak, hancur dan binasa dari kehidupan semu ini. Sering - seringlah mengingat Allah, meminta ampunanNya dan memohonNya untuk menuntun kita dalam jalan yang lurus. ya..jalanan yang lurus.

 

Dekap hangat untukmu jalanan..

Wallahu'alam.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun