Mohon tunggu...
ARI MUKTIWIBOWO
ARI MUKTIWIBOWO Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Jawa

Amemangun karyenak tyasing sesama Memangun marta martani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

T6 pada Pembelajaran Bahasa Jawa di SMKN 1 Sragen: Kosong tapi Isi

18 Mei 2023   09:46 Diperbarui: 18 Mei 2023   12:10 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
T6 : Kelas SMKN 1 Sragen

Guru merupakan salah satu faktor utama bagi keberhasilan pendidikan. Selain tugas pokok dan tugas tambahan, guru mempunyai kewajiban untuk melakukan pengembangan diri sesuai dengan bidang kompetensi mengajarnya. Sehingga guru harus mengikuti kegiatan yang berhubugan dengan pengembangan kompetensi seperti seminar, workshop, diklat, dan kegiatan-kegiatan lain seperti MGMP, rapat dengan kepala sekolah dan Tim Pengembang sekolah.

Berkaitan dengan kegiatan pengembangan diri tersebut, mau tidak mau guru harus meninggalkan tugas pokok mengajar. Tentu guru tidak boleh beralasan karena ada kegiatan kemudian kelas menjadi kosong dan materi ajar tidak tersampaikan. Guru harus mencari solusi agar pada saat kelas ditinggal, materi ajar tetap bisa tersampaikan sesuai dengan rencana pembelajaran.

Kondisi kelas kosong karena guru ada kegiatan merupakan hal yang selalu  ada dan pemecahan masalahnya masih itu-itu saja, seperti mengandalkan guru piket, siswa diberi tugas merangkum, siswa diberi tugas mengerjakan LKS, dan bahkan masih ada guru yang hanya menyuruh siswa untuk membaca materi selanjutnya. Pemecahan masalah tersebut tidaklah salah, tetapi harus diakui bahwa itu semua membuat siswa bosan dan malas. Seakan-akan kegiatan guru lebih penting dari pada mencerdaskan siswa.

Agar proses pembelajaran tetap berjalan dan materi tersampaikan dengan baik perlu adanya guru pengganti. Apabila guru pengganti digantikan oleh teman sejawat ataupun guru piket sangatlah sulit dilaksanakan karena banyak kendala, antara lain sama-sama mempunyai tanggungjawab sendiri-sendiri, beda bidang keahlian, dan kurangnya jumlah guru. Sebagai langkah untuk mengatasi kendala di atas, siswalah guru pengganti tersebut dengan menggunakan metode T6.

T6 Sebagai Solusi

T6 merupakan model pembelajaran dari siswa untuk siswa. Adapun yang dimaksud dengan Pembelajaran T6 adalah pelaksanaan pembelajarann yang dilakukan dengan (Tentukan) memilih siswa-siswi yang mempunyai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan lebih dibanding temannya, kemudian di beri tambahan materi secara intensif (Tambahkan). Tanamkan, menanamkan pemahaman pada siswa agar mereka bisa belajar sambil mengajar, sehingga mereka tidak egois dan mau sharing pengetahuan kepada temannya. 

Tirukan, siswa akan bergantian untuk memerankan sebagai guru pengganti, sehingga mereka mempunyai tanggung jawab yang sama untuk belajar karena mereka akan mengajar teman-temannya juga. Tumbuhkan, dengan belajar sambil mengajar maka siswa dapat mengasah kemampuannya serta mengasuh teman-temannya. Dengan mengasah kemampuan dan mengasuh teman- temannya siswa akan berkembang kedewasaannya. Terakhir adalah Terapkan, yaitu menyampaikan kembali semua kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan kepada teman-temannya yang membutuhkan yaitu pada saat guru berhalangan mengajar.

Langkah Pengimplementasian T6

1. Tentukan : 

Penentuan materi pelajaran yang dianggap sulit. Tentukan Siswa sebagai Guru Pengganti : Menentukan 5 siswa untuk menjadi guru pengganti (secara bergiliran semua siswa akan menjadi guru pengganti).

2. Tambahkan : 

Memberi tambahan pembelajaran bagi 5 siswa tersebut.

3. Tanamkan : 

Memberi catatan pemahaman kepada siswa bahwa untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi perlu menerapkan "belajar sambil mengajar"

4. Tirukan : 

Memilih kembali 5 siswa untuk bergiliran menjadi guru pengganti. Semua siswa akan mendapat kesempatan yang sama, sehingga efek dan dampaknya akan dirasakan kepada semua siswa. Membagi kelompok kecil yang akan diajar oleh siswa yang menjadi guru pengganti.

5. Tumbuhkan : 

Siswa ditumbuhkan sikap asah dan asuh, artinya mereka harus mengasah kemampuan dan kompetensinya kapanpun dan di manapun, dan asuh saat memberi pelajaran kepada temannya.

6. Terapkan : 

Siswa harus bisa menyampaikan kembali apa yang diterima saat intensifikasi belajar, sehingga saat menjadi guru pengganti, siswa yang diajar dengan mudah menerima dan memahami materi yang disampaikan.

Hasil dan Dampak T6

Hasil yang diperoleh dapat dilihat dari nilai dan sifat siswa yang berubah. Nilai yang diperoleh peserta didik ketika kelas kosong dan tidak ada yang mengawasi dan mengajari (peserta didik hanya diberi tugas tanpa ada pembimbing) masih banyak yang memperoleh nilai di bawah KKM. Tetapi setelah Pembelajaran T6 dilaksanakan (pada saat kelas kosong, ada guru pengganti, yaitu peserta didik yang telah mendapat intensifikasi belajar) nilai yang diperoleh meningkat signifikan. 

Dari hasil ngobrol dengan beberapa peserta didik yang berhasil meningkat nilainya, mereka bilang bahwa lebih senang diajar oleh temannya sendiri dari pada oleh guru yang sebenarnya, karena mereka tidak malu, tidak takut, tidak canggung untuk bertanya. Keadaan proses pembelajaran lebih interaktif, lebih familier, dan terjadi diskusi yang bebas serta suasana gembira. 

Perubahan sikap positif siswa juga terlihat jelas, mulai dari peningkatan nilai sikap percaya diri, teliti, disiplin, tanggungjawab, toleransi dan kerjasama dan yang paling menonjol adalah pada peningkatan rasa percaya diri, tanggungjawab dan kerjasama. peningkatan pada ketiga aspek ini sangat  penting bagi perkembangan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun