Yang penting aku selamat. Tunggu dulu... bukankah dia seharusnya menyelamatkan dirinya sendiri lebih dahulu? Dia jalan saja kesulitan, kenapa masih juga membantu orang lain yang belum tentu akan membantunya? Dia bahkan lebih pantas dibantu daripada aku. Aku, yang hanya bermodal tampang memelas, sehat sehat saja, tanpa cacat tapi bisa dapat banyak uang. Aku harusnya malu padanya.
 Ku hentikan langkahku. Ku menatapnya lagi. Baiklah, kurasa aku salah. Aku putar langkahku, ku berlari kearahnya.
"Sini dek, abang bantu", ku ambil barang dagangannya yang ia jinjing. Kubantu dia melangkah agar lebih cepat. Ku ajak dia sembunyi di tempat yang aman sebelum kita tertangkap razia.
The End
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H