Mohon tunggu...
Ariyanto Umarama
Ariyanto Umarama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STAI Babussalam Sula Maluku Utara

Ariyanto Umarama, S.E, M. I. P

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin Ideal di Tengah Pandemi Covid-19

15 September 2020   06:20 Diperbarui: 15 September 2020   06:39 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemimpin harus tegas dan berani baik dari segi perkataan maupun perbuatan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Pemimpin tidak boleh plin-plan hari ini buat pernyataan begini besoknya begitu, besoknya lagi buat pernyataan. Sekap tegas dan berani bukan dalam rangka untuk menciptakan pemerintahan yang otoriter melainkan untuk konsisten terhadap apa yang disampaikan

Selami ini yang didengar hanya lah membuat perubahan tidak mudah seperti membalik telapak tangan. Benar demikian, tetapi persoalannya adalah bukan karena keterlembatan dan rumitnya dalam membuat keputusan melainkan tidak sama sekali mewujudkan apa yang disampaikan. Bukan hanya perkataan, dalam membuat kebijakan pun seringkali berubah, tumpang tindih bahkan bertabrakan dengan keinginan rakyat. Rakyat sudah sangat terlalu lama menginginkan pemimpin yang tegas dan berani berpihak kepada kepetingannya

Pemimpim Harus Adil

Berbeda dengan yang lain kata adil mudah diucapkan tapu sulit diwujudkan (Pramodya Ananta Toer, 1975)  mengatakan seorang terpelajar harus suda berpikir adil sejak dalam pikiran. Namun Sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang adil. Maksudnya adalah dalam mengatasi problem sosial model adil seperti apa yang perlu diterapkan. 

Semua teori sosial menggunakan adil dalam perspketifnya masing-masing. Sehingga membuat gaduh dalam menyelesaikan problem sosial yang ada. Seolah-olah bangsa ini kehilangan pegangan di dalam menyelesaikan problem sosial. Tetapi persoalaan selanjutnya apakah ada niat baik untuk menyelasaikan persoalaan tersebut apa tidak sebab maki hari, makin bertambah persoalaan sosial dimana-mana yang justeru lahir dari kebijakan pemeritah.

Untuk itu, dalam rangka memberantas persoalan sosial dan ekonomi tidak boleh ada diskriminasi hanya kerena perbedaan jenis kelamian, suku bangsa keyakinan dan politik. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pada dasarnya bukan masalah karena perbedaan jeni kelamin, suku bangsa dan keyakinan. Tetapi karena perebedaan politik lah yang berimbas terhadap Perbedaan tersebut. Sehingga yang diperlukan adalah distribusi keadilan, sebab keadilan selama ini berjalan pincang alias tebang pilih.

Pancasila sebagai dasar Negara seakan-akan hanya menjadi pelipur lara dalam menjawab tantangan. Pancasila kelihatan taringnya hanya ketika orang berbeda pandangan politik bahkan dianggap ancaman. Tetapi persoalannya adalah keterpurukan bangsa ini tidak bisa diselesaikan bukan karena hanya miskin cara tetapi karena dari sisi iktikad pun tidak tidak pernah ada

Kalau miskin cara bisa diatasi tetapi miskin iktikad sangat membahayakan. (QS An-Nisa 4: 135) wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemashalatannya. 

Maka jangalah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segela apa yang dikerjakan (QS. Al-maidah 5: 8) Allah Swt menegaskan bahwa jangalah sekali-kali kebencian terhadap sesuatu, menjadikan kamu tidak adil, karena adil itu lebih dekat dengan takwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun