Beberapa bulan kedepan tepatnya tanggal 9 desember tahun 2020 akan diadakan pemilihan serentak kepala daerah di seluruh untuk Indonesia. Pada momentum ini banyak sekali bermunculan berbagai calon kepala daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda. Terlepas dari semangat serta visi-misi tiap-tiap kandidat, kini saatnya untuk bersikap arif dan bijakasana dalam menentukan pemimpin
Persoalannya adalah mencari sosok pemimpin yang ideal dan bisa diterima semua kalangan bukan lah perkarah yang mudah. Selain memiliki tugas dan tanggungjawab yang berat pemimpin juga dirahapakan dapat berlaku adil dalam kondisi apapun. Sudah berungkali berganti kursi kepemimpinan namun harapan untuk menciptakan kondisi sosial yang berpihak pada kaum yang dhuafa (lemah) sulit diwujudkan
Akhirnya begitu datang waktu proses pergantian segala cara dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa ini krisis kepemimpinan. Bukan karena tidak ada orang tetapi calon pemimpin yang benar-benar memiliki kualitas yang mumpuni untuk dijadikan pemimpin sangat sulit ditemui. Bangsa ini kian terpuruk, pemerintah beranggapa bahwa karena corona virus  ada benarnya tetapi corona virus dijadikan satu-satunya alasan keterpurukan bangsa ini tentunya salah
Upaya untuk melepaskan tanggungjawab dengan cara seperti ini sebetulnya bukan barang baru. Â Corona virus dan perosaalan sosial yang lain tanggungjawab semua elemen lebih-lebihnya pemerintah. Dengan demikian pemimpin semestinya berpikir selengkah lebih maju dari zamannya. Memiliki kemampuan untuk menjelaskan tantangan di massa yang akan datang berdasarkan sumber yang terpercaya.Â
Hal ini dimaksudkan agar pemimpin selalu hati-hati dalam kepemimpinannya sebab kedepan tantangan semakin berat. Bisa kita saksikan beberapa Negara maju seperti Amerika, Cina, Italia India, dll terkapar covid 19. Dengan keadaan tersebut menunjukkan bahwa semaju apa pun negaranya namun ketika pemimpin salah dalam mengambil langkah maka akan berakibat fatal. Semua tipe pemimpin tidak mesti harus sama tergantung persoalan sosial yang ada di daerahnya masing-masing
Pemimpin Harus  Kritis
Ketajaman berpikir seorang pemimpinan harus-harus benar-benar di kedepankan. Hal ini berkaitan dengan cara merespon dan menenggapai problem sosial yang ada di bangsa ini. Tidak boleh problem sosial itu diserahkan dan dikaji oleh pakar sehingga tugas pemimpin hanya memutuskan tanpa diketahui kebenarannya. Bahkan dalam banyak kasus keputusan-keputasan strategis dipengaruhi orang-orang di dalam lingkaran yang tidak memiliki kemampuan
Sudah banyak kejadian, memberikan masukan yang salah, tidak tepat dan yang lebih parahnya lagi ada kalanya seorang pemimpin lebih senang mendengar masukan dari juru masak di ruangannya. Hanya gara-gara masakan dan minuman yang dibuat sesuai dengan selerahnya. Pemimpin semestinya sadar bahwa dia berada di tengah-tengah gelombang massa. Sehingga setiap orang maupun kelompok berebutan untuk mempengaruhi setiap keputusan strategis yang menguntungkan bagi kepentingannya
Pemimpin perlu membuat batas tugas yang ideal serta dinamis. Mengambil sikap seperti ini bukan berarti tidak mau mendengar masukan dari berbagai pihak. Ada masalah yang perlu mendengar masukan tapi juga ada masalah yang tidak boleh perlu ada masukan. Kalau semua masalah perlu ada masukan itu artinya pemimpin tidak memiliki otoritas sebagai seorang pemimpin
Pemimpin Harus Tegas dan Berani
Pemimpin tidak hanya berhadapan dengan problem sosial tetapi juga berhadapan dengan kepentingan politik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang sulit diprediksi. Ada yang berniat baik tapi ada pula yang berniat menjatuhkan. Sehingga karakter seorang pemimpin dalam massa kepemimpinannya harus benar-benar kelihatan