“I would not put a thief in my mouth to steal my brains”, - William Shakespeare, Othello
Gara-gara beberapa minggu yang lalu membaca berita bahwa peredaran minuman keras di Indonesia konon kabarnya akan dilonggarkan, saya jadi pingin menulis topik ini. Ngga dilarang tho ya, emak2 yang sehari-hari berkutat dengan panci dan beras sekarang sok ngomongin miras (mirasantika kalo kata rhoma d/h oma :p :p #mantanfans =D ). Saya ngga punya banyak pengetahuan tentang hal yang satu ini sebenarnya, tapi karena sejak tinggal di sini, sempat melihat dan merasakan sendiri betapa buruk akibat yang ditimbulkan oleh miras ini membuat saya ingin berbagi (bukan miras lho), syukur-syukur bisa mengilhami.. (hahaha nggayamu Ri :-D :-D )
Inggris, sebagaimana dengan negara-negara Eropa lainnya, merupakan negara yang tingkat konsumsi alkoholnya cukup besar. Konsumsi alkohol murni pada tahun 2010 rata-rata sekitar 11,6 liter per penduduk dengan usia 15 tahun ke atas. Tingkat konsumsi terbesar menurut data WHO adalah negara Belarusia, yaitu 17 liter. Banyak yaa…
Konsumsi sebanyak itu sepertinya disebabkan orang-orang di sini mempunyai hobi dan tradisi kumpul-kumpul dan minum-minum di pub atau public house. Jumlah pub di seluruh daratan Inggris tahun 2011 sekitar 51 ribu, cukup banyak ya, walaupun ada kecenderungan sedikit menurun dari tahun ke tahun. Di sekitar rumah kontrakan saya, paling ngga ada 4 pub dan semuanya menjual miras (lha iya lah, emang ada gitu pub yang jualan jus doang :p ). Setiap wiken, hampir semua pub itu kelihatan dipenuhi pengunjung. Semakin malam semakin penuh.
Yang tidak mau (atau tidak mampu) ngumpul di pub, bisa membeli minuman beralkohol di supermarket. Di sini minuman beralkohol dijual bebas, dari toko kecil hingga supermarket besar. Tetapi walaupun bebas tetap ada syaratnya, pembelinya minimal harus berumur 18 tahun dan harus bisa menunjukkan ID card. Kalau tidak pasti ditolak. Jangan juga mencoba menggunakan ID card orang lain, karena biasanya penjual juga membandingkan foto yang tertera pada ID dengan orang yang bersangkutan. Kalau ketahuan memakai ID card orang lain dendanya besar lho, £10,000 (sekitar 200 juta rupiah). Nah, setiap wiken juga, kalau saya sedang berbelanja di supermarket dekat rumah, saya sering melihat ada saja mahasiswa yang membeli minuman berbotol-botol (bisa belasan botol kadang). Untuk persiapan pesta dan kumpul-kumpul di rumah kos sepertinya, edisi mahasiswa irit =D .
Berbagai penelitian sebenarnya sudah menunjukkan efek negatif miras banyak sekali antara lain tingkat kriminalitas tinggi, perilaku anti sosial, sampai menambah tingkat kemiskinan. Pemerintah Inggris saat ini sedang mencoba berbagai cara untuk mengurangi konsumsi alkohol karena kewalahan mengatasi efek negatif miras ini.
Tentang efek negatif itu biasanya saya hanya tahu dari teori dan tv, tapi di sini saya melihat dengan mata kepala sendiri. Para mahasiswa yang pulang mabuk-mabukan itu akan berteriak-teriak di jalanan pada tengah malam buta tanpa peduli banyak orang sedang beristirahat, atau ada yang menggedor-gedor rumah orang lain tanpa sadar, buang botol bir di jalan, dan yang paling menyebalkan muntah sembarangan, hiih joroknyaa. (Saya baru tahu kalau orang mabuk itu ternyata bisa sampai muntah).
Tetapi ada yang lebih menyebalkan lagi. Saya pernah merasakan bekerja di dua kampus berbeda di Birmingham sini, dan dua-duanya punya ruangan pesta yang mirip-mirip pub gitu. Lengkap dengan ruangan bartender dan meja billyard. Sepertinya setiap minggu ada saja acara atau pesta di ruangan-ruangan itu. Nah, kadang-kadang saya dan rekan-rekan sejawat diminta untuk membereskan sisa-sisa pesta itu hiks hiks. Ruangan sebesar itu bisa berantakannya setengah mati. Yang namanya berantakan setelah pesta atau ngumpul-ngumpul itu wajar, tapi yang ini parahnya lebih dari sekali. Bau alkohol yang super menyengat, sampah berserakan di mana-mana bahkan sampai di tempat yang saya sampai ngga habis pikir kok bisa sampah ini ada di sana. Minuman berceceran di meja dan lantai, yang ngepelnya tidak cukup dua-tiga kali bilas. Dan the worst part adalah kalau kebagian membersihkan toilet, campuran sampah, minuman, muntahan, dsb. Pfiuuuh.. ngga cukup sejam untuk membersihkan toilet yang kecil itu. Saya sampai lupa kalau yang habis pesta itu adalah para mahasiswa yang pasti pinter2 itu. Pantas Allah mengharamkan minuman keras, lha bisa bener-bener bikin orang pintar jadi ngga waras blasss….
Jadi kalau ada yang setuju dengan pelegalan miras, pasti dia belum pernah merasakan betapa menyebalkannya membereskan ‘sisa-sisa’ para drunkers itu.
Oya satu lagi, saya sempat membaca ada pejabat di Indonesia yang dulu pernah ngomong ‘emang ada yang mati karena bir?’… oalaaah Pak, sini saya kasih tahu.. Di sini, alkohol menjadi penyebab kematian terbesar ke-3 lho Pak, tahun 2012 saja ada 8.367 alcohol related deaths yang kalau dirata-rata lebih dari 22 orang per hari. Puaas ??
Jadi jika di Indonesia muncul wacana peredaran miras akan dilonggarkan, kok jujur saya jadi ngeri. Indonesia, yang law enforcement-nya masih suka bikin miris, narkoba yang dilarang saja bisa gampang bersliweran, terus sekarang miras juga mau dijual di Indomart dan Alfamart…??? Ah, mau dibawa kemana negara ini?
Pinginnya saya sih miras harus sangat-sangat dibatasi. Mumpung konsumsi alkohol di Indonesia masih kecil, yaitu 0,6 liter per jumlah penduduk 15 tahun ke atas (data WHO tahun 2010), mumpung peredarannya masih belum merebak seperti rokok, mumpung jualannya masih belum terlalu bisa dijadikan sandaran ekonomi, mumpung belum terlambat.…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H