Mohon tunggu...
Ari Kristiana
Ari Kristiana Mohon Tunggu... -

tinggal di Inggris, dan sedang belajar merapikan kenangan dengan menulis...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Harry Potter, From Pen to (Very Success) Production

27 Mei 2015   22:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'No story lives unless someone wants to listen'
J.K. Rowlings

Saya bukan pembaca apalagi penggemar novel Harry Potter, karena sejak dulu saya tidak suka membaca novel bergenre fantasi seperti Harry Potter, Lord of the Ring, Narnia, Hobbit, dsb. Saya lebih suka membaca novel yang lebih membumi ( :p ) dan 'sedikit' menegangkan ala Agatha Christie, John Grisham, atau Dan Brown. Juga lebih tertarik dengan tetralogi Laskar Pelangi dan trilogi Negeri 5 Menara yang sangat memotivasi atau model drama The Kite Runner dan Toto Chan yang membuka hati #eaaaa =D

Tapi sejak dua tahun terakhir dua abege saya ternyata menjadi salah satu fans berat Harry Potter. Diawali dari membaca novelnya yang dipinjam dari perpustakaan sekolah, men-download e-booknya yang bertebaran di internet hingga menonton kesemua seri filmnya. Untungnya salah satu TV di sini pernah menayangkan lengkap film Harry Potter sehingga mereka bisa merekam dan menontonnya bebas setiap saat sampai sekarang, dengan gratis pula #nyengirlebaar. Ada satu hal yang mebuat saya heran, sudah membaca bukunya berkali-kali, menonton filmnya hampir setiap hari saat liburan sekolah (sampai hafal beberapa dialognya cobaa), kok ya ngga bosan-bosannya mereka itu, bahkan tetap dengan antusias yang sama seperti ketika membaca dan menontonnya pertama kali.

[caption id="attachment_420814" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : dokumen pribadi"][/caption]

Dan Sabtu kemarin sayapun menjadi 'korban' fans Harry Potter, harus 'terdampar' di Watford, kota kecil dekat London, di sebuah tempat bernama Warner Bross Studio Tour London, The Making of Harry Potter. Tetapi ternyata ngga bakalan nyesel lho terdampar di sini. Walaupun harus merogoh kantong agak dalam (hiks hiks), namun seimbang dengan kepuasan kita, karena tempatnya kereeen abisss. Di sini kita bisa menikmati berbagai setting, kostum, make up, teknologi yang benar-benar digunakan untuk membuat film Harry Potter. Meja panjang lengkap dengan perlengkapan makan yang digunakan di Great Hall, Gryfindor dormitary bedroom and common room, Dumbledore office, potion classroomnya Prof. Snape, Diagon Alley, hingga model Hogwarts Castle yang kereeen banget. Dari Ford Anglianya keluarga Weasley, Sirius Motorbike, hingga Hogwarts Express, steam train yang digunakan para murid Hogwarts menuju Hogwarts Castle, serta tidak lupa Platform 9¾.

[caption id="attachment_420815" align="aligncenter" width="300" caption="Gryfindor common room (dok. pribadi)"]

14327405861005391608
14327405861005391608
[/caption]

[caption id="attachment_420791" align="aligncenter" width="300" caption="Hogwarts castle model terbesar (dok. pribadi)"]

14327391831857741072
14327391831857741072
[/caption]

[caption id="attachment_420799" align="aligncenter" width="300" caption="Kereta yang digunakan dalam pembuatan Harry Potter (dok. pribadi)"]

14327393981785116806
14327393981785116806
[/caption]

[caption id="attachment_420817" align="aligncenter" width="300" caption="Platform 9 3/4 (dok. pribadi)"]

14327407591200567133
14327407591200567133
[/caption]

Novel Harry Potter sendiri telah terjual lebih dari 400 juta copy, diterjemahkan ke dalam 73 bahasa, bahkan termasuk bahasa Ancient Greek =D ,  dan menjadikannya salah satu buku paling laris di seantero jagat dan membuat JK Rowling menjadi penulis triliuner. Tetapi siapa sangka, novel sesukses itu pernah ditolak penerbit delapan kali sebelum akhirnya diterbitkan oleh Bloombury. Pemilik kedelapan penerbit yang menolak itu pasti sekarang menyesalnya luar biasa hihihi.

Filmnyapun tidak kalah sukses. Dengan biaya lebih dari 1 milyar dolar, ke delapan seri film Harry Potter ini berhasil meraup pendapatan lebih dari 7 milyar dolar, ckckck. Tidak heran jika biaya pembuatan filmnya sangat mahal,  karena ternyata para kru benar-benar mempersiapkan dan membuat pernak-pernik film dengan sangat detil. Mandrakes dan Monster of Books yang benar-benar menjerit, atau Secret Door yang ularnya bisa bergerak jika pintunya terbuka, Hippogrif yang kepalanya benar-benar bisa berputar, semuanya ternyata bukan animasi lho, tetapi benar-benar dibuat khusus untuk pembuatan film Harry Potter. Atau model Hogwarts Castle, yang proses pembuatannya menghabiskan waktu 40 hari, serta masih banyak lagi hal-hal yang membuat saya takjub dengan ide, teknologi, kreativitas dan keahlian para kru filmnya.

'It is our choices, that show us what we truly are far more than our abilities'
-Albus Dumbledore-

Warner Bross telah berhasil memuaskan keinginan tidak saja para fans Harry Potter, tetapi juga para newbie di Harry Potter 'world' =D =D


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun