Mohon tunggu...
Arham Haryadi
Arham Haryadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Passionate Mobile Photographer. SEO Artist. Blogger Buzzer. | Dream Catcher .TechnoPreneur Co-Founder Simplyecho.net MacaroniMia.com & Filleza.com r\n\r\ntwitter: @Arhamharyadi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

4 Contoh Strategi Pemasaran Online untuk Startup Mengejar Valuasi

15 Juli 2016   11:47 Diperbarui: 17 Juli 2016   19:45 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun ke belakang, banyak anak muda di seluruh dunia, termasuk di Indoensia semakin bergairah untuk menjajal daya kreatifitasnya dengan membangun perusahaan atau startup sendiri.

Untuk mereka yang cash-flownya terus menerus defisit tentu akan limbung, untuk yang kelamaan limbung, ya kolaps. Sementara mereka yang terbilang ‘sukses’ akan terus tumbuh. Meskipun sebenarnya belum tentu cash flow nya positif.

Alasannya? Dana Investor.

Kita ambil contoh startup yang belakangan ini sedang seru serunya ‘ngebakar duit’, Bukalapak.

Sejak kehadirannya di tahun 2010, kinerja strategi marketing Bukalapak tercatat tumbuh progresif. Khususnya, pada dua tahun terakhir. Jika tahun 2013 jumlah seller Bukalapak baru pada kisaran 80 ribu seller, maka saat ini jumlah seller sudah menembus 800 ribu, berarti pertumbuhannya sebesar 10 kali lipatnya.

Namun sepak terjang Bukalapak juga mengambarkan pelajaran yang amat berharga. Dimulai dari valuasi - ekspektasi Investor - hingga strategi pemasaran online - offline yang ditempuh.

Eskpektasi Investor

Berbicara soal valuasi dan ekspektasi Investor terlebih dahulu kita perlu mengenal sebutan Venture capital.

Pengertian Venture Capital atau juga dikenal pemodal Ventura, Mereka inilah yang tidak segan-segan menggelontorkan dana besar dengan harapan mendapat keuntungan berlipat lipat saat startup yang mereka danai mulai bisa membiayai operasionalnya sendiri.

Dana mereka tentu bukan dalam jumlah yang kecil, apalagi jika ukurannya dibandingkan dengan bisnis tradisional.

Misalnya saja Tokopedia, startup ini mungkin yang paling moncer. Dilihat dari valuasinya, dua kali Toped mendapatkan pendanaan dari venture capital, masing-masing senilai sekitar 1 triliun. Jadi total sudah 2 triliun disuntikkan sebaga pendanaan. Jika dana 2 triliun itu dikonversi menjadi 50% saham, maka valuasi total Tokopedia menjadi sekitar Rp 4 triliun

Lalu saingannyapun ngak kalah besar, Bukalapak sekitar awal mei lalu, Bukalapak mendapat pendanaan baru senilai Rp 500 milyar yang nilainya dikonversikan menjadi 35 % saham. Artinya, valuasi Bukalapak senilai 1,5 triliun. Amazing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun