2. Ketergantungan pada Teknologi
Generasi Z cenderung mengalami ketergantungan pada teknologi digital, seperti smartphone dan media sosial. Penggunaan yang berlebihan dan tidak sehat dari teknologi ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berinteraksi secara langsung, berkembang secara sosial, dan mengatur emosi mereka.
3. Disinformasi dan Polaritas
Generasi Z sering kali terpapar pada disinformasi dan polarisasi politik melalui internet dan media sosial. Ketergantungan pada sumber berita digital yang tidak diverifikasi dapat menyebabkan pemahaman yang salah tentang isu-isu sosial dan politik, serta memperkuat pemisahan dan konflik dalam masyarakat.
4. Tekanan Konformitas
Media sosial seringkali menciptakan tekanan untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh budaya daring dan norma sosial online. Generasi Z merasa perlu untuk mencocokkan diri dengan gambaran ideal yang dipresentasikan di media sosial, yang dapat menyebabkan perasaan tidak mencukupi, rendah diri, dan kecemasan.
*KESIMPULAN*
Kesimpulan ini menekankan pentingnya memahami tantangan yang dihadapi oleh
Generasi Z dalam mengelola identitas budaya dan kehidupan sosial mereka di era digital. Dengan mempertimbangkan dinamika kompleks ini, dapat dirancang kebijakan dan intervensi yang tepat guna untuk mendukung perkembangan positif mereka. Dialog terbuka tentang identitas, kesehatan mental, dan pentingnya melibatkan Generasi Z dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka sendiri, serta membangun dukungan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi di era digital ini. Dengan pendekatan ini, kita dapat memastikan bahwa Generasi Z dapat berkembang secara positif dan meraih potensi mereka penuh dalam menghadapi kompleksitas dunia modern yang terus berubah.
Penulis : Mahasiswa Fakultas ILMU BUDAYA Universitas AirlanggaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H