Mohon tunggu...
argyanti sangging
argyanti sangging Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa

Kepribadian saya suka menjelajahi hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hindu di Bali Dalam Memaknai Hari Raya Pagerwesi

2 November 2022   08:44 Diperbarui: 2 November 2022   08:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan kalender bali setiap 210 hari sekali umat hindu sedarma memperingati upacara Pagerwesi. Pagerwesi tahun diakhir tahun ini jatuh pada tanggal 26 Oktober 2022. Tepatnya sehari setelah sabuh mas yang bertepatan dengan tilem kapat. Pagerwesi jatuh setiap Budha kliwon wuku shinta, merupakan hari Pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru diiringi oleh Dewata Nawa Sanga (9 dewa yang menguasai seluruh mata angina) demi keselamatan alam beserta isinya. Pada hari ini raya ini umat menghaturkan widhi widhana di Sanggah Kemulan disisi lain juga dapat menenangkan pikiran dengan melakukan yoga semadhi.

Hari raya pagerwesi merupakan serangkaian dari hari raya saraswati dimana hari raya saraswati berpusat pada turunnya ilmu pengetahuan dari Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati. Pagerwesi erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan oleh catur guru. Catur guru sendiri terdiri atas guru swadyaya (Tuhan), guru wisesa (pemerintah), guru pengajian (guru di sekolah), dan guru rupaka (orang tua). Hari raya Pagerwesi yang diperingati pada hari Rabu ini bermakna sebagai suatu pegangan hidup yang kuat bagaikan pagar dari besi yang menjaga agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah digunakan dalam lingkup kesucian, dapat dipelihara, dan dijaga agar selalu menjadi pedoman bagi kehidupan umat manusia selamanya. “Pagar Besi” inilah julukan kepada ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk melindungi hidup kita di dunia. Inti dari perayaan pagarwesi itu adalah memuja Tuhan sebagai guru yang sejati, memuja berarti menyerahkan diri, menghormati, memohon, memuji, serta memusatkan diri. Pelaksanaan upacara Pagerwesi ditekankan pada pemujaan oleh para pendeta dengan melakukan upacara Ngarga dan Mapasang Lingga.
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun