Dengan inovasi kita dapat mengatasi hal ini dengan membuat suatu sistem yang bisa mengetahui berita-berita mana saja yang memang penting dan diperlukan. Sistem ini kelak harus diciptakan dengan kecerdasan buatan yang mana standarisasinya sudah ditetapkan dengan skala terbaik dan tertepat untuk masyarakat, bahkan masyarakat dapat memilih secara demokratis topik apa saja yang penting untuk disajikan oleh media. Hal ini juga mengurangi citra buruk media agar tidak dianggap murahan oleh sebagian kalangan.Â
Maka dari itu, dalam berinovasi dan kolaborasi, media sudah seharusnya mendapatkan dan mengaplikasikan metode-metode yang tepat, cermat dan cepat untuk menanggulangi berita palsu. Dibalik kecepatan waktu untuk berpesan, disitu juga ada sejuta mara bahaya yang mengintai, karena dari itu sangat penting untuk berhati-hati menyebarkan informasi khususnya bagi insan jurnalistik yang independen dan kreatif.Â
Langkah-langkah untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam bidang Jurnalistik sudah seharusnya tidak dikekang dengan apapun kecuali norma-norma yang ada di masyarakat. Dalam berinovasi sudah seharusnya kita berani jika kreatifitas kita sudah melahirkan sesuatu, sangat tidak baik untuk membunuh kreatifitas sendiri. Sayangnya di Republik Indonesia inovasi-inovasi dari generasi muda kurang mendapat apresiasi, bahkan dalam hal-hal yang menyangkut kemajuan di masa Industri 4.0. Republik ini seringkali hanya mengakui kemajuan di bidang teknologi dan kurang mengapresiasi kemajuan di bidang seni, budaya dan sosial. Itu menjadi suatu ketimpangan yang terjadi di dalam Industri 4.0. Ini akan menjadi pengaruh buruk bagi insan modern yang ingin menggapai keaslian dirinya sendiri namun dirinya berkompetensi di bidang selain teknologi.Â
Banyak yang menjadi takut untuk melakukan inovasi atau kolaborasi hanya karena muncul keminderan atas perilaku masyarakat luas terhadap kemajuan zaman. Dalam bidang Jurnalistik keberanian dalam inovasi harus dilahirkan karena tanpa keberanian untuk apa media ada? Inovasi itu tentunya masih dalam batas skala prioritas menurut masyarakat banyak dan andaikata ada inovasi yang sebelumnya belum pernah ada, insan media harus berani mengemukakannya walau terkadang mendapat justifikasi buruk dari sisi dalam maupun luar, selama inovasi tersebut bermanfaat baik untuk peran media dalam Revolusi Industri 4.0, ketakutan tidak perlu dibesarkan. Inovasi dalam bidang ini juga harus mengedepankan prinsip independen yang kreatif dan rasanya hal yang terkadang membuat kita takut adalah independensi yang muncul dari diri kita sendiri.Â
Rasanya untuk menjadi independen di masa ini butuh keberanian yang tegas dan teguh. Tapi itu sudah menjadi harga mati bagi insan jurnalistik untuk mempertahankan prinsip independen dalam berinovasi. Selain itu, dalam berinovasi juga kita harus berani mendobrak dan merevisi hal-hal yang sudah melenceng, setidaknya dengan begitu kita mengembalikan hakikat yang nyata ke tempatnya. Itu semua agar peradaban manusia tetap seimbang dalam segala perkembangan zaman termasuk Revolusi Industri 4.0 ini. Penyeimbangan itu juga peran jurnalis sebagai representasi masyarakat dalam tatanan negara maupun sosial. Selanjutnya dalam berkolaborasi juga kita tetap wajib berani dan percaya diri. Inilah poin utama dari kolaborasi, tanpa kepercayaan diri tidak akan ada kolaborasi antar apapun.Â
Dalam dunia Jurnalistik, kolaborasi yang dilandaskan kepercayaan diri sudah pasti membuahkan hasil yang kompeten dan total. Untuk berani dan percaya diri, kita perlu yakin dengan tujuan kita, bahwa tujuan itu sudah benar dan tepat atau belum untuk dihidangkan ke masyarakat. Sebagai insan jurnalis, ketepatan dan presisi itulah yang menjadi nilai kita dimata masyarakat, jika kita rasa sudah tepat dan benar maka lanjutkan dengan takaran kebaikan dan kebijaksanaan, jika sudah baik dan bijaksana maka tugas akhirnya adalah beranikan diri untuk memulai kolaborasi dengan siapapun. Kenapa berani? Sebab dengan kepercayaan bahwa hal yang kita jalankan benar, tepat, baik dan bijaksana, itu sudah menjadi landasan idiil yang tepat untuk memulai kegiatan bersama. Khususnya dalam Revolusi Industri 4.0 ini banyak tantangan untuk memulai kolaborasi dengan siapapun, apalagi di dunia Jurnalistik, sudah seharusnya dapat menggapai berbagai ranah seperti sosial, budaya, seni, kesehatan, ekonomi, politik bahkan beragam hal baru. Dan kita perlu sadar sebagai jurnalis, untuk memulai segala pemberitaan soal hal-hal tersebut diperlukan keberanian untuk berkolaborasi.Â
Dari niat awal soal inovasi dan kolaborasi dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 sudah seharusnya kita lebih siap kembali dan tidak minder untuk ikut bergabung dalam arus industri. Namun, penekanan untuk hanyut dalam arus industri juga diperlukan keteguhan hati yang tetap berpegang terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan skala prioritas dalam masyarakat, khususnya ketika berinovasi dan berkolaborasi sebagai jurnalis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H