Mohon tunggu...
Moch Argo Setyoko
Moch Argo Setyoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN MIT DR 13 Kelompok 18 UIN Walisongo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenai Penggunaan Barang Sekali Pakai dan Beralih ke Barang Dapat Dipakai Kembali

4 Maret 2022   10:30 Diperbarui: 4 Maret 2022   10:36 5119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Moch Argo Setyoko

KKN MIT DR 13 Kelompok 18

UIN Walisongo Semarang

Barang sekali pakai adalah barang yang memang dirancang untuk satu kali penggunaan saja. Jadi setelah terpakai ya dibuang, yang kebanyakan malah berbahaya jika dipakai kembali. Contoh barang sekali pakai adalah sedotan plastik, gelas plastik, masker sekali pakai, kantung plastik, kertas minyak, sendok plastik, dan lain-lain. Beberapa barang yang disebutkan tadi adalah contoh dari barang sekali pakai yang lekat dengan kehidupan sehari-hari kita.

Barang sekali pakai dapat kita akui merupakan sebuah terobosan atau inovasi besar, muthakir,dan sangat berguna untuk keperluan sehari-hari khususnya pada abad ke 21 ini. Kenapa tidak? Ya karena membawa manfaat yang amat besar bagi manusia modern, mempermudah kehidupan manusia. Barang sekali pakai memiliki keunggulan lebih, seperti praktis dan murah, barang sekali pakai juga cenderung lebih ringkas dan ringan sangat cocok untuk manusia modern yang mengejar kesimpelan, keminimalisan, dan keefektifan. Tidak perlu membawa barang yang membutuhkan ruang banyak, tidak perlu membawa wadah atau bungkus yang harus dibawa ketika berangkat beraktifitas dan harus dibawa pulang kembali karena dengan barang sekali pakai ketika butuh hanya tinggal membeli dengan harga relatif murah lalu ketika tidak membutuhkannya lagi tinggal dibuang.

Yah memang gaya kehidupan seperti itu lekat dengan manusia modern sekarang. Buktinya dapat ditemukan dengan mudah di tokok-toko disetiap daerah yang dihuni manusia modern. Dari pasar swalayan, pasar tradisional, toko elektronik hingga toko kuliner disetiap sudut dari kota hingga desa sangat banyak sekali dijumpai barang sekali pakai yang digunakan disana. Gaya hidup seperti itu memang sudah menjalar di kehidupan manusia modern sekarang ini. Fenomena ini dapat disebut sebagai bagian dari kemajuan jaman, karena memperudah kehidupan manusia.

Simple dan efektif memang. Namun disamping kepraktisan yang fenomenal tersebut muncul masalah yang juga amat besar bagi tempat tinggal manusia, yaitu kesehatan lingkungan yang memburuk. Hal tersebut dampak dari bertambahnya pasokan sampah harian akibat tren penggunaan barang sekali pakai yang kian semakin marak. Tidak hanya di tempat pembuangan akhir saja, namun juga hingga laut atau pesisir yang penuh dengan sampah. Karena manusia juga dikenal sebagai mahkluk sampah, yang disetiap keberadaannya selalu meninggalkan sampah.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan atau membuat sampah baru lah yang membuat lingkungan kotor, ditambah dukungan dari tren penggunaan barang sekali pakai yang membuat manusia semakin semangat untuk membuang sampah. Jika tren ini terus dilanjutkan bahkan didukung lebih gencar maka akan sangat berbahaya untuk lingkungan, baik bagi kehidupan manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang hidup bersama manusia di bumi seperti hewan, tumbuhan bahkan mikroba. Mayoritas sampah kotor, dan membawa penyakit. jika suatu lingkungan tertimbun atau tercemar sampah maka organisme yang hidup

 di area tersebut terpaksa berpindah atau hidup bersama tumpukan sampah tersebut. Yang jika hidup bersama sampah tersebut akan rawan terkena penyakit, atau bahkan memakan sampah tersebut karena dikira makanannya, yang dapat berakibat fatal bagi organisme tersebut.Ada juga mikroplastik yang dewasa ini telah diketahui menyebar dari sampah-sampah plastik yang terdampar lama dialam. Jika para organisme selain manusia tadi terkontaminasi dengan sampah hasil manusia lalu manusia mengonsumsi organisme tadi secara terus menerus, maka sama saja dapat membahayakan manusia.

Setelah melihat efek atau akibat dari tren penggunaan barang sekali pakai tadi bagi lingkungan, maka seharusnya menggugah kesadaran kita sebagai manusia untuk berbenah. Salah satu caranya adalah bisa dengan sedikit melihat kembali ke masa lalu. Melihat apa? Yah melihat pola hidup dimasa lalu sebelum tren penggunaan barang sekali pakai. Sebagai contoh orang dimasa lalu seperti minum baik dirumah maupun jajan diluar menggunakan gelas yang dapat dicuci dipakai kembali, makan baik dirumah atau jajan diluar menggunakan piring atau tepak makan yang dapat dicuci dan dipakai kembali, kepasar membawa wadah sendiri seperti keranjang ataupun tas kain yang dapat dipakai berulang-ulang, mengelap sesuatu dengan sapu tangan atau selembar kain yang dapat dipakai berulang-ulang, dan lain sebagainya. Apa persamaan dari contoh tadi? Ya, sangat sedikit menghasilkan sampah, semua barang yang disebutkan tadi dipakai sehari-hari namun dapat dipakai berulang-ulang sehingga sedikit menghasilkan sampah.

Melihat sedikit kemasa lalu dan menyontohnya bukan berarti kemunduran jaman, namun kemajuan jaman dalam arti pendewasaan mindset untuk mengakui masalah dalam arah kemajuan jaman lalu mencoba berbenah dengan melihat pelajaran yang didapat di masa lalu. Kita mengakui masa sekarang lebih maju dan lebih efektif dari masa lalu, namun pola hidup sekarang khususnya  tren penggunaan barang sekali pakai jika tidak kita dibenahi dapat menghancurkan masa yang akan datang. Tidak ada salahnya melihat pola hidup dahulu yang lebih ribet namun lebih selaras dengan alam, lebih ramah dengan lingkungan dan organisme lain. Karena yang seperti itulah yang membuat kehidupan bersama lebih sehat, aman, nyaman, dan awet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun