Mohon tunggu...
Argo Satrio Wicaksono
Argo Satrio Wicaksono Mohon Tunggu... -

Kesehariannya dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan sebagai seorang mahasiswa yaitu belajar, menulis laporan, serta meningkatkan diri untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik. Tertarik juga pada dunia blogging, pengetahuan, pendidikan dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Gua Akbar dan Masjid Agung yang Syarat Nilai Sejarah

23 Juni 2013   07:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:34 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah pernah berkunjung ke gua? Terpencil, sempit, gelap, basah, pengap adalah imej jika anda berkunjung ke gua. Namun, sedikit berbeda dengan gua yang satu ini. Gua akbar namanya ! Letaknya ditengah-tengah kota, bahkan ditengah keramaian. Gua Akbar yang merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Tuban berada tepat di bawah pasar rakyat. Ramainya aktifitas jual beli di pasar sungguh sangat kontras dengan suasana hening diselingi gemercik air saat berada di dalam gua ini. Seperti kebayakan gua lainya, gua ini terbentuk dengan sendirinya melalui proses yang alami. Jangan heran keindahan batu-batu stalakmit dan stalaktit langsung menyapa anda begitu anda masuk ke mulut gua. Didalam gua ini juga dibangun sebuah kolam air tawar dengan menempatkan ikan mas didalamnya, otomatis hal ini memberikan nilai tambah tersendiri bagi pengunjung saat mengunjungi objek wisata ini. Pokoknya TOP dah ! Kesemerawutan sudah bisa anda rasakan semenjak melewati jalan protokol yang membelah pusat jual-beli sayuran dan buah rakyat itu. Tidak adanya terminal buat angkutan umum, memaksa para supir me-ngetemdan menaik-turunkan penumpang ditengah pasar senaknya. Belum lagi para pedagang yang bongkar-muatan barang daganganya ikut memblokade jalan 2 arah yang mempunyai lebar tidak lebih dari 7 meteran. Tiket masuknya cukup murah, anda cukup membayar Rp.5000,-/orang dan bisa langsung merasakan sensasi menelusuri lorong yang remang-remang sambil berfoto ria. Jika anda hendak mengunjungi gua akbar, saya tidak merekomendasikan anda untuk berkunjung di jam-jam keramaian pasar (09.00-13.00). Kecuali jika anda menggunakan sepeda motor dan telah mahir menyelinap di sela-sela keramaian kendaraan roda 4 yang beradu untuk dapat maju lebih dulu.

Di beberapa sisi, ada juga lubang-lubang di langit-langit goa hingga cahaya matahari masuk dalam bentuk jalur cahaya yang jelas. Sepanjang jalur gua anda dapat menemukan stalaktit dan stalagmit yang juga seakan menjadi hiasan ruangan.

Anda tidak perlu takut gelap, jatuh tergelincir atau tersesat di dalam gua akbar.Rute jalan telah dibuat untuk pengunjung dengan pembatas pagar besi. Cukup ikuti jalur yang telah dibuat tersebut otomatis seluruh bagian gua bisa dinikmati. Di berbagai tempat dipasang lampu-lampu warna-warni yang walau kurang bisa menunjukkan tekstur goa, namun cukup membuat suasana nyaman. Tempatnya pun cukup romantis. Saat menyusuri gua, jangan heran jika anda banyak mendapati pasangan muda-mudi yang tengah asyik menikmati keindahan gua ini. Belum puas menyusuri gua akbar, kami pun bergerak menuju alun-alun kota tuban. Bisa dibilang disini jantung kota tuban. Di area sini terdapat bangunan-bangun vital, seperti gedum pemerintahan daerah, obyek wisata rohani makam sunan bonang, museum, dan tempat yang kami kunjungi untuk shalat dan istirahat sejenak, masjid agung Tuban.

1371946592294901209
1371946592294901209
Selain arsitekturnya yang unik, dengan warna cat yang cukup mencolok, masjid ini, syarat akan sejarah. Didrikan pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario Tedjo (Syeh Abdurrahman), Bupati Tuban ke-7. Dimana saat itu ialah awal permulaan pemerintahan Islam. Belum selesai pembangunannya, pada tahun 1894 M pada masa pemerintahan Bupati Raden Tumenggung Kusumodigdo masjid kembali dibangun untuk kedua kalinya. Arsitektur bangunan masjid dibuat oleh Toewan Opzichter B.O.W.H.M. Toxopeus. Pembangunan masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan pada tanggal 28 Juli 1894. Masjid ini selain sebagai sarana ibadah juga digunakan sebagai sarana penyebaran agama islam di Pulau jawa. Dan tahukah anda? Kabupaten Tuban merupakan kbupaten pertama pada masa pemerintahan Mojopahit yang bupatinya memeluk agama Islam loh !. Peran penting Tuban yang saat itu menjadi bandar perdagangan Internasional yang banyak dikunjungi pedagang dari penjuru dunia termasuk pedagang dari Persia, Irak, India yang membawa penyebar agama Islam. Oh ya, saat berkunjung ke masjid Agung, anda tidak diperbolehkan membawa balita loh. Tanda larangan ini terpampang di arah pintu masuk sisi kiri masjid.Mungkin dikhawatirkan menganggu kekusyukan orang yang beribadah kali ya?. Jika anda berkunjung ke Kota Tuban, tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk mengunjungi kedua objek wisata ini.Objek wisata yang sama-sama memiliki nilai religius+sejarah. Sambil menyelam minum air, selain berwisata anda pun dapat belajar tentang sejarah penyebaran islam di kota Tuban. sumber : http://asatrio.blogspot.com/2012/08/pesona-gua-akbar-dan-masjid-agung-yang.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun