Mohon tunggu...
Yuke Sugihono
Yuke Sugihono Mohon Tunggu... -

Warga Jakarta yang mendambakan perubahan agar DKI Jakarta menjadi Barometer bagi kemajuan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Perjuangan Memilih Gubernur DKI

2 Maret 2017   22:54 Diperbarui: 3 Maret 2017   08:00 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

4. Politik bukan jargon... Politik adalah komitmen membangun Negara dan Bangsa. Politik adalah membayar janji kepada rakyat. Jokowi dan Ahok telah membuktikan hal itu. Mereka bekerja sungguh2. Segala hal yang baik dan penting, telah dikerjakan dan diberikan untuk rakyat. Sebagaimana rakyat memahami bahwa uang bukan segala2nya, maka kita sekarang semakin melihat bahwa di tengah padi (hal baik) yang sedang tumbuh...masih ada ilalang yang mirip dengan padi. Suatu hari nanti, saat bulir2 padi terbentuk, akan terlihat siapa yang padi dan siapa yang ilalang. Padi menghasilkan buah, tetapi ilalang hanya rumput liar tanpa buah. Bukan hanya rakyatnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk para Pemimpin di negara ini. Kita akan melihat Pemimpin yang menghasilkan buah...tetapi akan ada yang seperti rumput liar tanpa menghasilkan buah. Bahkan kita akan menyaksikan orang2 demikian memakai baju oranye di gedung KPK.

C. Tanggungjawab Pilkada DKI Jakarta.

Kita sebagai rakyat jangan bergembira hanya karena kita bisa ikut nyoblos. Tetapi ada hal lebih besar yang perlu dihayati....yaitu turut bertanggungjawab dengan pilihan yang kita lakukan. Khususnya Pilkada DKI Jakarta dengan rasa Pilpres ini. DKI Jakarta menjadi menarik, karena ada Anggaran 70 Trilyun setiap tahun. Angka yang sangat menggiurkan untuk yang lemah iman. Kalau korupsi 10% saja, itu nilainya sudah 7 trilyun. Belum lagi dana operasional Gubernur yang mencapai 60 milyar setahunnya, bisa langsung menutup biaya kampanye paslon. Ahhhh....otak jadi berpikir nakal. Saya kuatir sekali kalau Paslon yang menang adalah Paslon yang track record hidupnya penuh warna warni persoalan dengan uang haram. Oleh sebab itu, berdasarkan pengalaman dan cara berpikir yang telah kita miliki, mari kita tidak salah dalam memilih Gubernur dan Wakil Gubernur 2017-2022. Mari kita memilih bukan karena uang, bukan karena untung rugi diri sendiri dan bukan karena Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan. Biarlah ketiga hal itu menjadi persoalan pribadi kita dengan Allah. Sebab yang akan mengalami hal yang baik atau menanggung sulit akibat kekeliruan bukan hanya kita, tetapi masa depan seluruh isi kota dan negara kita...termasuk anak2 keturunan kita.

Semoga tidak ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Mohon maaf bila tidak sesuai dengan yang dipikirkan... 

Silahkan mempersiapkan diri untuk 19 April 2017. Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun