Mohon tunggu...
Argiiiiiee
Argiiiiiee Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Supporter Timnas Indonesia | Bonek | Manchunian | Engineer | ------------------------------- Follow me : @argiiiiie

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Setan Pun Boleh Jadi Ketua PSSI (Opini Bola bag. 1)

10 Agustus 2012   10:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:59 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Perseteruan antara PSSI dan KPSI memang seolah tak ada habis-habisnya. Prof. Djohar Arifin selaku Ketua PSSI yang dipilih melalui kongres Solo mencoba digulingkan oleh La Nyala Mattaliti dan KPSI-nya melalui kongres ancol. Entah kongres itu sah atau tidak (meskipun FIFA tetap mengakui Prof. Djohar Arifin Sebagai Ketua PSSI), ada sebagian orang yang menganggapnya sah, ada yang bilang tidak sah, dan ada yang cuma tertawa saja. "Wes tha lah cak, sopo ae ketuane, seng penting Timnas e juara. Masio setan yo ora popo" (sudahlah cak, siapa saja ketuanya, yang penting Timnasnya juara. Meskipun setan ya tidak apa-apa), ujar Cak Mat, Pemilik warung kopi dekat rumah saya. Terbersit keputusasaan dari kata-kataya. Mungkin inilah sedikit gambaran betapa muaknya masyarakat kita dengan perebutan kekuasaan dalam PSSI, tetapi dibalik itu terdapat kerinduan yang membuncah atas kemenangan Timnas. Yang menjadi pertanyaan, apakah perebutan kekuasaan ini menjadi prestasi timnas lebih baik atau hanya akan menambah kemuakan masyarakat penggila bola kepada pengurus bola negeri ini??

KPSI dengan produk liga profesionalnya ISL, ternyata tak bisa diberdayakan dalam timnas akibat larangan dari La Nyalla Mattaliti. Ibaratnya begini, dalam sebuah jamuan makan ketika para undangan mulai kelaparan, bukan masakan yang disajikan melainkan malah menyuguhkan beras, ikan, daging, dan bahan2 lainnya yang masih belum diolah. Ketika mau diolah menjadi masakan, malah dilarang. Mereka lupa bahan-bahan mentah tadi belum bisa dimakan bila belum dimasak. Kira-kira begitu analoginya.

Apakah para undangan tetap dibiarkan kelaparan saja, atau segera menyerahkan bahan-bahan tadi kepada koki agar bisa segera diolah menjadi makanan yang enak dan bergizi??

NB : maaf kalau tulisannya singkat, maklum lewat hp

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun