Mohon tunggu...
Bambang Ari
Bambang Ari Mohon Tunggu... -

saya seorang yg sedang belajar menulis di kompasiana. Ditengah-tengah hutan belantara ujung timur Indonesia. Walaupun cuma lewat hp buatan cina. Dengan signal cuma gprs saja yang kadang muncul dan tenggelam.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perbedaan Naturalisasi Bola Sepak dan Bola Tepok

18 Februari 2012   11:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:30 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebenarnya saya sendiri tidak begitu menyukai olahraga sepak bola, bahkan berita perkembangannya pun kurang saya ikuti. Akan tetapi ketika di site seperti ini mau tidak mau suka tidak suka akhirnya lihat juga. Karena lokasi tv hanya berada di ruang tv dan nontonnya bareng bareng jadi suara terbanyaklah yang menang.
Bagi saya pribadi ada yang menarik dalam pertandingan timnas Indonesia akhir-akhir ini. Rasa-rasanya seperti ada yang berbeda dari kulit serta wajah pemainnya. Tidak bermaksud rasis tapi kita kan tahu orang Indonesia berkulit coklat sawo matang atau dari kawasan timur agak sedikit gelap. Timnas sekarang malah berkulit seperti bule. Ada apa gerangan? He he.. Ketinggalan banget saya.
Setelah selidik sana-sini, tanya sana-sini ternyata mereka adalah pemain hasil naturalisasi. Sebenarnya kurang paham juga arti dari naturalisasi tapi sepertinya mereka ini adalah pemain asing yang di convert kewarganegaraannya menjadi orang Indonesia. Sehingga mereka berhak memegang passpor Indonesia. Sepanjang yang saya ketahui negara ini tidak bisa memberikan status kewarganegaraan ganda, jadi jika ingin jadi wni harus melepas status wna-nya dahulu. Ada beberapa pemain ini yang memang memiliki orang tua salah satu adalah wni seperti bachdim tetapi ada juga yang memang asli wna seperti gonzales. Yang terakhir malah nambah satu lagi dari Australia.
Jika menengok sejarah serta kebutuhan timnas ini atas pemain berkualitas, ada kesan bahwa proses alih kewarganegaraan mereka ini sangat mudah. Seperti yang barusan saya baca untuk alih warganegara serginho dari australia cukup hanya dalam 1 tahun saja. Mungkin ambisi para pengurus pssi guna memuaskan pecinta bola maka cara instan ini ditempuh. Padahal sebenarnya cara ini mematikan bakat bakat asli Indonesia.
Sekarang coba kita bandingkan dengan atlet bulutangkis kita. Saya masih ingat sekali dulu pernah membaca di sebuah surat kabar bagaimana seorang Susi susanti peraih medali emas olimpiade harus susah payah mengurus status kewarganegaraannya. Bolak-balik ke kantor pemerintah untuk mendapat status wni. Dan ternyata itu tidak terjadi hanya pada susi tetapi juga terhadap beberapa pemain yang lain. Memang sebagaimana kita tahu sebagian besar atlet bulutangkis kita waktu jaman jaya dulu adalah keturunan cina. Sedangkan jaman itu keturunan cina mendapat sikap diskriminasi dari negara. Meskipun mereka telah memberikan prestasi yang terbaik buat bangsa.
Saya masih ingat ketika susi susanti menangis di podium sewaktu mendengarkan lagu Indonesia raya. Mereka telah berjuang dan waktu itu dipersulit untuk mendapat status wni. Sedangkan para pemain bola ini mungkin lagu Indonesia raya pun mereka belum hafal tapi sudah diganjar status wni.
Ah andai saja susi dkk berprestasi dijaman sekarang pasti ceritanya lain lagi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun