KLATEN-Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia semakin meningkat. Segala upaya telah dilakukan untuk menekan jumlah agar tidak semakin membludak. UNS melalui kebijakan kampus, telah mengakomodir dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMPM) yang masuk kedalam penilaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) COVID-19 Rekognisi.Â
Penulis merupakan mahasiswa aktif prodi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2017. Kegiatan KKN berlangsung Di Dukuh Pondok Rt 01 Rw 04, Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Dra. Retno Suryawati, M.Si. Â Pelaksanan kegiatan ini memiliki konsep edukasi terhadap masyarakat dalam menghadapi situasi "penting", karena menyangkut banyak orang, yaitu COVID-19.
Selama kurun waktu 45 hari, penulis melaksanakan berbagai program kegiatan dengan Output memberikan pemahaman tentang kepedulian masyarakat akan bahaya dan penularan COVID-19. Adapun rangkaian kegiatan yang telah berjalan adalah, penyampain informasi tentang perkembangan jumlah COVID-19 baik dalam lingkup Lokal atau pun Nasional, edukasi cara mencuci tangan yang benar serta pembuatan Handsanitizer dari bahan alami, dan pembagian masker kain.Â
Semua program tersebut, berjalan secara Online maupun Offline. Tentu dalam prakteknya, kegiatan secara Offline tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker dan menjaga jarak. Kegiatan Online yang dilakukan adalah penyampaian informasi yang dikemas kedalam poster digital dan video tutorial mencuci tangan &  pembuatan Handsanitizer yang masing masing diunggah kedalalam media sosial melalui platform Instagram, Whatsapp & Youtube.Â
Sementara kegiatan Offline yang ada adalah membagikan masker kepada warga, edukasi pembuatan tempat cuci tangan sederhana, serta penempelan pamlet. Dari semua kegiatan yang telah terlaksana, program kegiatan bagi masker adalah yang memiliki realisasi paling besar. Dikatakan demikian karena warga yang menerima masker rata-rata memakai dalam keseharian dan saat beraktivitas, sehingga tujuan dari program kegiatan berhasil diimplementasikan dengan baik.Â
Walaupun berlokasi di  "kandang" sendiri, tidak menutup kemungkinan adanya faktor penghambat dalam menjalankan serangkaian program kegiatan selama satu bulan penuh . Belum terbiasa-nya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keseharian, mengharuskan untuk terus menerus diingatkan, seperti halnya mencuci tangan sebelum dan sesudah berkegiatan yang belum bisa menjadi "kebiasaan" walaupun sudah ada edukasi terkait hal itu. Namun dari semua yang ada, jika disimpulkan program kegiatan yang telah terlaksana pada nyatanya memberikan pengaruh dan direspon secara baik oleh warga Desa pondok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H