Mohon tunggu...
Emiya Kiritsugu
Emiya Kiritsugu Mohon Tunggu... -

Semakin tinggi cita - citamu, semakin sedikit waktu santaimu. Setiap kehidupan ada kualitasnya, dan kualitasmu ditentukan oleh kualitas kesibukanmu. -Khalid Al-Mushlih

Selanjutnya

Tutup

Nature

Eksotisme Keindahan Hutan Indonesia

3 April 2013   10:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:48 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah mengenai penebangan liar di beberapa hutan – hutan di Indonesia memang sudah tidak asing lagi. Tidak hanya masalah penebangan liar, akan tetapi pembangunan vila – vila di puncak pegunungan juga menjadi sebuah masalah baru. Bagaimana tidak, dengan dibangunnya vila – vila tersebut tentunya akan mengurangi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu daerah. Contohnya saja daerah Bandung, pembangunan vila – vila di daerah puncak sedang marak – maraknya dilakukan.Peraturan mengenai RTH sebenarnya sudah ada. Akan tetapi peristiwa yang terjadi ini memang ada sangkut pautnya dengan oknum – oknum yang ingin menjalankan bisnisnya didaerah puncak tersebut.

Kontrol dari pemerintah memang seharusnya diperlukan dalam kasus seperti ini. Namun peran aktif dari masyarakat juga diperlukan sebagai social control. Karena bagaimana pun juga masyarakatlah yang paling besar terkena imbasnya dari kasus – kasus diatas. Karena jika masyarakat sudah tidak peduli lagi, maka siapa yang nantinya akan menjadi social control.

Jika hutan adalah paru – paru dunia, maka ketika hutan telah menipis maka nafas kita pun semakin menipis. Tidak hanya itu, bencana alam seperti banjir dan longsor juga akan semakin mudah terjadi. Indonesia yang menjadi paru – paru dunia harusnya bias menjadi percontohan bagi Negara lain. Jika hutan Indonesia habis, rantai ekosistem akan terputus. Akan terjadi ketidak seimbangan dalam alam Indonesia.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan “There is no business to be done on the death planet”. Maksudnya adalah jika planet kita mati, maka kita tidak dapat melakukan apa – apa lagi. Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk bias bergerak dibidang green economy. Indonesia di cap sebagai paru – paru dunia, negara tropis dengan kekayaan alam yang melimpah. Dengan melakukan revitalisasi green economy , hal ini akan berbanding lurus antara hasil dengan kelestarian alamnya. Green Economy sendiri memiliki makna pertumbuhan suistinable untuk kelestarian manusia dan tidak merusak lingkungan. Jadi sangat tepat jika green ecnonomy diterapkan di Indonesia.

Dalam ilmu kedokteran dikatakan bahwa ketika mata kita lelah, coba usahakan untuk melihat benda – benda berwarna hijau. Alasannya adalah karena benda – benda hijau memberi suasana sejuk untuk mata. Dengan hijaunya Indonesia akan semakin memperlihatkan keindahannya dan suasana yang asri. Terutama juga untuk kota – kota yang dikenal sebagai kota kembang seperti Bandung dan Bogor, mungkin program – program penghijauan harus lebih di galakkan.

Hutan adalah salah satu sumber kehidupan, yang menghasilkan elemen udara, elemen air, dan juga tanah. Maksudnya disini adalah ketiga elemen ini memiliki hubungan yang erat dengan adanya hutan. Elemen udara akan difilter untuk menjadi udara yang bersih. Elemen Air akan ditampung oleh dedaunan agar tidak langsung merembes ke tanah. Dan elemen tanah akan semakin kokoh dengan pergangan akar pepohonan yang ada di hutan.

Dengan terjaganya hutan, ekosistem alam pun akan seimbang. Makhluk hidup yang berada disekitarnya akan hidup dengan kecukupan, sehingga siklus rantai makanan tidak akan terputus. Dari sisi ekonomi pun Indonesia akan mendapat keuntungan, dengan memiliki hutan yang indah tentunya ini akan menarik para wisatawan mancanegara. Dengan kondisi seperti ini tentunya akan menjadi sumber devisa negara yang cukup besar.(anp)

1364961032677019956
1364961032677019956
referensi : Http://www.hutanindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun