Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus terjadi dalam waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikan tersebut meluas dan mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Â
Perhitungan inflasi sendiri dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang berada di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan sebuah survey untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat yang kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga periode sekarang dengan periode sebelumnya. salah satunya yang menjadi perhitungan inflasi sendiri adalah kenaikan harga sembako.
Di Indonesia, kenaikan harga sembako merupakan masalah yang seringkali mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga sembako adalah ketergantungan pada impor. Ketika nilai tukar mata uang negara mengalami penurunan maka harga barang-barang impor, termasuk sembako akan mengalami kenaikan. Selain itu, faktor cuaca juga dapat memengaruhi kenaikan harga sembako, seperti banjir atau kekeringan, yang dimana akan berdampak pada ketersediaan dan harga sembako yang semakin mengalami kenaikan.Â
Selain faktor eksternal, faktor internal juga turut berperan dalam kenaikan harga sembako. Misalnya, kenaikan biaya produksi bagi petani dan produsen. Kenaikan biaya produksi seperti harga pupuk, bibit, dan biaya transportasi dapat menyebabkan produsen menaikkan harga jual sembakonya agar tetap mendapatkan keuntungan yang layak. Hal ini kemudian berdampak pada harga jual di tingkat konsumen.
Harga Bahan Pangan Mengalami Kenaikan
Bahan sembako sendiri merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan oleh masyarakat, baik individu maupun keluarga. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini mengatakan bahwa perkembangan harga beras sejak 2022 hingga awal 2024 secara umum menunjukkan tren kenaikan harga. Sebelumnya pada 2022 harga beras relatif stabil, namun sejak Maret 2023 hingga awal 2024, harga beras mengalami kenaikan yang signifikan (Alinea.id).
Pola Konsumsi Masyarakat Akan Kenaikan Bahan SembakoÂ
Adanya kenaikan harga sembako ini, tentunya akan berdampak cukup besar bagi perekonomian di dalam kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah. Beberapa masyarakat menyatakan bahwa, sebagian besar masyarakat yang berpenghasilan rendah harus menyimpan sebagian pendapatannya untuk kebutuhan pokok, hal ini dilakukan karena naiknya harga bahan sembako yang membuat masyarakat harus lebih banyak menyimpan pendapatan mereka untuk kebutuhan pokok.Â
Tentunya hal ini berpengaruh bagi kebutuhan lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dll. Selain itu, dengan naiknya harga sembako ini dapat menimbulkan kemarahan dari masyarakat, berupa protes dan demonstrasi karena adanya ketidakpuasan ekonomi.
Masyarakat menambahkan dalam mengubah pola konsumsinya, mayoritas memiliki kecenderungan untuk mendahulukan pengeluaran harian seperti belanja bulanan dan BBM serta keperluan rumah tangga dibandingkan berlibur ataupun membeli baju. Selain itu, masyarakat memilih untuk membeli produk yang lebih murah dalam kategori pengeluaran harian dan mengurangi frekuensi konsumsi pengeluaran non-pokok.