Mohon tunggu...
argani sukoco
argani sukoco Mohon Tunggu... Penulis - Selalu belajar aksara.

Mari ngobrol di https://twitter.com/Ganis___

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Review Buku Il Principe

12 Juni 2017   16:23 Diperbarui: 12 Juni 2017   16:33 3341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya akan mereview sebuah buku yang saya pikir menarik untuk dibaca. Buku berjudul IL PRINCIPE karangan Niccolo Machiavelli yang di publikasikan tahun 1532. Niccolo Machiavelli lahir di Florence,Italia, pada tahun 1469. Ia pernah ditangkap karena tuduhan upaya menggulingkan pemerintahan. Namun ia berhasil meyakinkan bahwa ia tidak terlibat. Akhirnya ia dibebaskan dan pensiun dari pemerintahan untuk menjadi penulis.

Buku ini biasa disebut dengan julukan buku pedoman para diktator,karena dari buku ini munculah diktator-diktator yang terkenal. Sebut saja nama-nama terkenal seperti Napoleon Bonaparte,Bennito Mussolini,Lenin,Stalin,dan Adolf Hitler. Buku ini juga tak luput dari kontroversi karena dalam buku ini diajarkan dalam memperoleh kekuasaan,seorang pangeran/pemimpin harus menghalalkan segala cara.

Hal yang menarik dari buku Il Principe adalah pemahaman Niccolo Machiavelli tentang pemerintahan,militer, juga bagaimana ia mampu melihat sikap seorang pemimpin dan bagaimana seharusnya pemimpin dalam bersikap. Namun perlu saya tekankan bahwa pemimpin ideal versi Machiavelli sangat berbeda dengan yang kita harapkan. Menurut Machiavelli pemimpin ideal adalah pemimpin yang mengabaikan moral dan mengandalkan segala sesuatu dengan kekuatan dan kelicikan.

Beberapa hal yang menurut saya sangat menarik untuk di review:

Pada Bab kerajaan campuran,Machiaveli menulis semua negara yang digabungkan mungkin mempunyai nasionalisme dan bahasa yang sama. Apabila mereka mempunyai nasionalisme dan bahasa yang sama maka mereka akan lebih mudah dikendalikan. Dan dengan tidak melakukan perubahan dalam kebiasaan lama mereka dan tidak ada percampuran dalam tradisi mereka. Pada tulisan tersebut kita bisa ambil contoh di Indonesia sebelum merdeka. Indonesia yang terbagi dalam berbagai wilayah maupun kepulauan memiliki Nasionalisme yang sama dalam merebut kemerdekaan,maka saat itu rakyat lebih mudah digerakan untuk mengikuti perintah pemimpin.

Pada bab mereka yang menjadi pangeran karena tipu daya, ada tulisan yang terkenal yang akhirnya dituliskan pada bagian belakang cover buku ini. Membunuh sahabat perjuangan,mengkhianati teman-teman sendiri,tidak memiliki iman,tidak memiliki rasa kasihan dan tidak memiliki agama,kesemua hal ini tidak dapat digolongkan tindakan yang bermoral,namun metode-metode ini dapat memberikan kekuatan,namun bukan kemuliaan. Sebetulnya saya ingin memberi sebuah contoh dalam kata-kata diatas,namun saya tak mau terlalu blak-blakan. Tapi saya bisa memberi rujukan buku yaitu buku  Siapa Sebenarnya Soeharto?  Karangan Eros Djarot,dkk.

Bab kekejaman dan klemensi,serta mana yang lebih baik: Dicintai atau Ditakuti. Pada bab ini terdapat tulisan Sang Pangeran haruslah menjadikan dirinya ditakuti dengan cara dimana apabila dia tidak dicintai maka dia tidak boleh dibenci, karena rasa takut dan kebencian dapat berjalan bersamaan. Mungkin dalam bab ini, paling tepat saat zaman Orde Baru dimana Soeharto sangat ditakuti waktu masih menjabat menjadi Presiden. Namun saya tidak tahu apakah Soeharto waktu itu juga dibenci oleh rakyatnya tapi mengingat peristiwa 1998,mungkin iya.

Dan yang terakhir ingin saya bahas mengenai tulisan Pangeran harus bersiap menghadapi dua ancaman yang akan mengganggu stabilitas negaranya. Yang pertama adalah rakyat,pangeran tidak boleh menyakiti rakyatnya. Yang kedua adalah negara luar. Untuk yang pertama kita bisa melihat contohnya saat ini dimana sebagian rakyat Indonesia terutama umat islam yang mulai merasa tersakiti oleh rezim Jokowi. Hal itu membuat rezim Jokowi harus berpikir matang untuk menenangkan umat islam yang merasa tersakiti.

Mungkin itu saja beberapa tulisan yang saya review agar tidak spoiler. Namun walaupun buku itu penuh kontroversi, buku ini layak dibaca. Buku ini juga mengajarkan kita untuk bisa hidup dalam kerasnya dunia,dimana banyaknya orang tidak bermoral dan orang yang tidak bisa dipercaya. Untuk saya nilai buku ini 9/10.

Dan yang terakhir akan saya tutup dengan quotes Niccolo Machiavelli:

 

"Manusia tidak segan-segan (lebih) membela orang yang mereka takuti dibanding yang mereka cintai. Karena cinta diikat oleh rantai kewajiban....Pada saat manusia telah mendapat apa yang diinginkannya,rantai itu akan putus. (Sebaliknya) rasa takut tidak akan pernah gagal"

 

IL PRINCIPE

Silahkan kunjungi blog pribadi saya Hollowlies.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun