Mojokerto, Jawa Timur -- Mahasiswa semester 6 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG Surabaya) yang sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, telah memulai program kerja berjudul "Implementasi Teknologi Tepat Guna: Kreasi Alat Cap Batik sebagai Ikon Khas Desa Candiwatu." Program yang berlangsung selama 12 hari ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menerapkan teknologi tepat guna dalam pembuatan batik di desa tersebut.
Kelompok mahasiswa yang terdiri dari tiga orang ini bekerja sama dengan ibu-ibu PKK yang juga merupakan anggota Bank Sampah Anggrek Dusun Sumberbendo. Mereka memanfaatkan limbah kardus dan karton sebagai bahan dasar pembuatan cap batik. Langkah ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan nilai tambah dari aspek lingkungan dan ekonomi.
Langkah Pelaksanaan Program
1. Tahap Pertama - Observasi lapangan dan survei lingkungan desa untuk mengidentifikasi permasalahan dan target mitra.
2. Tahap Persiapan - Persiapan bahan pendampingan dan penetapan lokasi untuk pelatihan pembuatan cap batik dari limbah karton.
3. Tahap Akhir - Pendampingan pembuatan cap batik dengan desain ikonik Desa Candiwatu kepada anggota Bank Sampah Dusun Sumberbendo.
Material yang digunakan dalam pembuatan alat cap batik antara lain:
- Kardus/Karton
- Gunting
- Cutter
- Pinset
- Triplek
- Kain Blacu
- Lem Rajawali dan Lem G
- Kertas Karbon
- Pensil
- Penggaris
- Amplas
Pembuatan alat cap batik dari limbah kardus dan karton menunjukkan bahwa material yang dianggap tidak bernilai dapat dimanfaatkan menjadi alat yang berguna dan ekonomis. Program ini berhasil membekali masyarakat dengan keterampilan baru dalam bidang batik, dan pendampingan yang dilakukan memastikan bahwa teknik ini dapat dikuasai dengan baik oleh peserta pelatihan.
Dampak Positif
Peningkatan keterampilan membatik memberikan dampak positif bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Candiwatu. Ibu-ibu PKK dan masyarakat setempat kini memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan melalui penjualan produk batik yang dihasilkan. Produk ini berpotensi dipasarkan lebih luas, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Program "Implementasi Teknologi Tepat Guna: Kreasi Alat Cap Batik sebagai Ikon Khas Desa Candiwatu" telah memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Candiwatu. Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kerjasama yang baik, teknologi tepat guna dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Desa Candiwatu kini memiliki potensi untuk dikenal sebagai desa penghasil batik dengan ikon khas yang unik dan bernilai tinggi, serta mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI