Mohon tunggu...
ARGA FAHREZA
ARGA FAHREZA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa tua

tertarik untuk traveling tetapi lebih sering berlayar di pulau kapuk

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Isu Budaya Dalam Lakon Politik Pilkada

1 November 2024   18:24 Diperbarui: 1 November 2024   18:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya benda maupun tak benda bisa menjadi unsur penggerak kemajuan. Kita bayangkan adat istiadat, seni, hingga mitologi menempati bagian dalam ruang publik seperti taman, membuat masyarakat akan lebih tertarik untuk datang dan pelaku budaya memiliki hak mengekspresikan budaya mereka sendiri. Terlebih lagi, ada banyak tinggalan budaya bendawi yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah seperti candi, bekas keraton, bekas bangunan kolonial, hingga artefak yang dapat dipindahkan. Pemanfaatan ini dapat menggunakan prinsip adaptive reuse sebuah konsep yang memadukan tinggalan masa lampu dengan fungsi sekarang yang lebih fleksibel. Pabrik gula Banjaratma, pabrik gula Colomadu, hingga Kota Tua yang dialihfungsikan sebagai ruang publik bagi masyarakat.

Pembangunan dan pengembangan museum juga sangat perlu diperhatikan. Sebab museum bisa menjadi representasi dari budaya dalam satu tempat. Museum dapat berfungsi sebagai ruang rekreasi dan ruang edukasi. Masyarakat yang berkegiatan dari senin hingga jumat biasanya memutuskan untuk melakukan rekreasi di akhir pekan. Namun, pilihan tempat untuk berekreasi seringkali terbatas dan museum bisa menjadi alternatif murah dan mudah dijangkau. Selain itu, museum untuk urusan edukasi adalah pilihan paling tepat sebab di sana menyediakan berbagai sumber pengetahuan yang biasanya hanya dibaca lewat buku. Stigma museum sebagai tempat kuno dan menyeramkan mulai terhapus dengan adanya museum yang lebih interaktif seperti di Museum Nasional maupun Museum Sonobudoyo.

Pekerjaan Rumah Bersama

Ada banyak hal perlu menjadi bahan perhatian kita bersama. Pilkada pada November mendatang menjadi momentum untuk memosisikan budaya sebagai sebuah isu strategis. Para paslon perlu didorong agar melek dan memiliki kehendak politik untuk memajukan budaya. Semata-mata ini dilakukan agar budaya dan pelaku budaya tidak menjadi anak tiri yang ditinggalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun