Mohon tunggu...
Arga Darmawan
Arga Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai mahasiswa aktif di salah satu universitas di Kota Malang

Hobi saya terutama bagian olahraga misalnya futsal, sepakbola, dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Buka Sumur: Penolakan Marabahaya Khas Warga Sama'an Kota Malang

7 Maret 2023   08:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   08:09 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Buka Sumur di Sama'an Kota Malang

Kearifan lokal merupakan suatu aset atau harta yang harus dijaga. Mengapa? Karena melihat perkembangan zaman yang pesat ditambah derasnya arus globalisasi membuat kearifan lokal pada suatu daerah menjadi terancam akan keberadaannya. Apabila kearifan lokal ini sampai luntur, maka sia-sialah usaha orang-orang sebelum kita yang susah payah menciptakan serta mempertahankan kearifan lokal untuk masyarakat setempat. 

Kearifan lokal yang akan dibahas disini merupakan sebuah kepercayaan, dan dirasa sudah jarang masyarakat yang mengerti akan hal ini. Saya sebagai penulis berasal dari sebuah kampung di daerah kelurahan Sama'an, kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa timur. Saya akan mengangkat kearifan lokal warga di sekitar saya yaitu kebiasaan Buka Sumur. Mungkin anda semua masih sangat asing dengan istilah ini dan bertanya-tanya apakah arti dari kata tersebut. 

Singkat saja, Buka Sumur yaitu suatu kebiasaan atau kepercayaan masyarakat setempat yang dilakukan pada saat membuat lubang sumur yang baru. Biasanya sumur dibuat di dalam gang sempit yang dirasa memiliki kesulitan dalam mendapatkan air bersih, maka dibangunlah sumur tersebut. Pada saat sumur telah dibangun dan siap digunakan, warga setempat atau sebagian perwakilan warga berkumpul di sekitar sumur tersebut sambil membawa Jenang Sengkala. 

dokpri
dokpri

Nah, apa itu Jenang Sengkala? Merupakan makanan tradisional masyarakat Jawa yang berupa bubur khas Jawa yang diberi warna merah keseluruhan serta warna putih pada sedikit bagian atasnya. Sengkala sendiri merupakan istilah yang memiliki arti raksasa jahat yang membawa "Kala" atau keburukan. Warga setempat percaya dengan membawa Jenang Sengkala dan dimakan secara bersama-sama akan menghilangkan atau menjauhkan warga dan sumur tersebut dari ancaman bahaya dan keburukan. Sebenarnya tidak ada manfaat khusus dari kebiasaan ini. Ya warga dilatih untuk merekatkan hubungan antar tetangga, melestarikan kearifan lokal, serta secara tidak langsung dilatih untuk bersedekah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun