kebijakan di NTT. Kebijakan tersebut adalah diadakannya kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi. Kebijakan ini menuai kontroversi karena dianggap sebagai kebijakan aneh dan dianggap sedikit menggila. Bagaimana tidak dianggap aneh sedangkan kelas dimulai pukul 5 pagi. Kebijakan nyeleneh ini sudah diberlakukan di bebrapa sekolah sudah melaksanakannya.
Lagi naik daun tentang adanyaBanyak berbagai pihak mempertanyakan maksud dari kebijakan ini. Karena pada normalnya sekolah dimulai pukul 7 pagi. Maka dari itu kebijakan sekolah pukul 5 pagi sangat dipertanyakan maksudnya. Dilansir dari Channel Youtube Kumparan alasan penetapan kebijakan ini adalah sebagai terobosan baru. Selain itu dengan masuknya sekolah pukul 5 pagi dianggap bisa meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa serta meningkatkan mutu dari siswa itu sendiri.
Kebijakan ini dianggap baik sesuai dengan apa yang dijelaskan diatas. Namun banyak juga yang mengecam karena memiliki sisi buruk bagi para siswa itu sendiri. Bahkan banyak yang meminta pihak kemendikbud untuk menindak kebijakan ini. Mereka meminta Pak Nadiem untuk menelusurinya secara langsung. Mereka beranggapan kebijakan ini memiliki banyak sisi buruk bagi siswa.
Menurut beberapa orang banyak sisi buruk dari kebijakan ini. Sisi buruk ini diungkapkan oleh berbagai pihak terutama dari beberapa wali murid itu sendiri. Beberapa sisi buruk yang diungkapkan adalah sebagai berikut.
- Siswa tidak fokus
Dengan diadakannya kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi ini siswa perlu bangun lebih cepat dari biasanya untuk mempersiapkan diri ke sekolah. Hal ini menyebabkan mereka masih mengantuk dan membuat mereka tidak mendengarkan guru dengan baik. Inilah yang menyebabkan pengajaran atau transfer ilmu dari seorang guru tidak optimal. Siswa mengantuk membuat tidak fokus dalam belajar dan berujung tertidur dikelas menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak ada gunanya.
- Istirahat berkurang
Ketika sekolah dimulai pukul 5 pagi tentunya mereka memerlukan waktu lebih cepat untuk siap siap seperti mandi, makan, berangkat ke sekolah dan masih banyak lainnya. Hal ini menyebabkan siswa bangun lebih cepat dan memungkinkan kurangnya istirahat. Sedangkan tidur yang cukup sangat diperlukan untuk menunjang fokus dalam belajar.
Hal ini bisa diperparah dengan diadakannya PR atau pekerjaan rumah dari guru. Hal ini mengurangi waktu siswa juga untuk istirahat. Karena ketika dirumah mereka perlu mengerjakan tugas dari guru mereka.
- Jam sekolah Panjang
Sekolah semakin pagi juga menyebabkan jam sekolah makin Panjang. Sebenarnya Panjang pendeknya jam pelajaran tidak mempengaruhi sebuah nilai. Nilai akan dipengaruhi oleh pemahaman siswa yang baik. Siswa akan mendapatkan pemahaman yang baik jika sistem belajar dilaksanakan secara efektif.
Panjangnya jam pelajaran juga beresiko terhadap siswa merasa bosan. Jika siswa sudah merasa bosan maka mereka tidak akan minat untuk mengikuti pelajaran. Hal ini juga akan menjadi sia sia jika cuman hadir dikelas namun tidak bisa paham akan pelajaran.
- jam sarapan berubah
Tentang sarapan yang berubah membuat jarak antara makan pagi dan makan siang semakin jauh. Hal ini dikhawatirkan oleh wali murid. Bagaimanapun mereka mengkhawatirkan Kesehatan anaknya. Karena bisa saja anaknya tidak sempat untuk sarapan. Hal ini beresiko stamina seorang anak melemah dan menyebabkan mudah terkena penyakit. Tidak aka nada orang tua yang mau anaknya sakit.
Itulah beberapa sisi buruk yang dikeluhkan banyak orang tentang kebijakan yang dianggap nyeleneh ini. Hampir semua lapisan masyarakat mengomentari tentang adanya kebijakan ini. Karena menurut mereka masih banyak cara lain untuk meningkatkan mutu Pendidikan selain masuk sekolah pukul 5 pagi.
Meningkatkan sarana dan prassarana sekolah bisa dijadikan cara yang dapat dipilih untuk meningkatkan kualitas Pendidikan. Karena dengan sarana dan prasarana yang memadai akan menunjang aktivitas pembelajran yang optimal taanpa harus masuk kelas dipagi hari. Menunjang fasilitas inilah yang harusnya menjadi fokus tiap sekolah.
Selain sarana dan prasarana, mutu dari pengajar dan kebijakan di sekolah perlu dikaji ulang. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu Pendidikan yang baik. Pengajar yang baik maka akan menghasilkan siswa yang baik pula. Prestasi siswa juga dapat meningkat dengan pesat.
Itulah beberpa saran yang bisa diberikan kepada pihak sekolah. Karena kebijakan yang kontroversial ini perlu dikaji ulang lagi agar tidak manjadi tanda tanya bagi banyak masyarakat.
Sumber channel Youtube Kumparan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI