Teori dan konsep adalah saling melengkapi bak suami dan istri. “Suami dan istri tidak akan berhenti pada sebuah ikatan sah cinta kasih, tapi pasti akan dioprasikan. Untuk itu perlu ikatan sah cinta kasih.” Artinya? Menikahlah sebelum keburu tua. *Bercanda
Sistem pendidikan yang dioprasikan oleh negara-negara asing yang penulis sebutkan diatas membuktikan bahwa tingkatan pendidikan mereka hingga pada level operasional. Berbeda dengan negeri ini. Konsep-konsepnya berdasarkan intuisi-intuisi yang tidak otentik, “Katanya-katanya”.
Manusia yang membuat konsep tanpa memerhatikan ke-otentikan teorinya berarti sedang goblog. Manusia yang membuat konsep tanpa teori bisa jadi lebih sedang goblog. Demikianlah manusia paruh buruh yang sedang goblog. Lebih goblog yang ‘mengetahui’ tapi tetap saja goblog.
Sebuah operasional akan ngawur tanpa konsep. Mengapa? Karena ruh dari operasional adalah ‘proses integrasi teori’ tadi. Yaitu rembugan atau musyawarah dan rapat yang benar. Sebuah integral menghasilkan konstanta baru, itulah penguat assertion-nya. Supaya tidak ngawur, operasional dibangun dari dasarnya. Intuisi dijadikan teori, teori dijadikan konsep, konsep dioprasikan.
Adapula faktor pendukung supaya manusia negeri ini tidak melulu menjadi paruh buruh, goblog, dan ngawur adalah per individu harus meningkatkan minat baca, komunikasi, dan beroprasi. Berhati-hati dengan intuisi, berhati-hati dengan ‘katanya-katanya’ tanpa berpikir kritis dan membuktikannya merupakan modal supaya tidak tergolong dalam jenis rata-rata manusia negeri ini. Menghayati nilai essensinya akan menjadi pemanisnya (ranah ibadah). Visit my blog and pomosda.or.id!