[caption caption="Diambil dari www.vemale.com"][/caption]“Berkunjung dan Nikmati yang Bikin Puas”
Perkembangan IPTEK di abad 20 mulai menyebar dan banyak berpengaruh bagi seluruh manusia di bumi. IPTEK dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan hidup, mulai dari berbisnis, media sosial, animasi, dan dunia grafis. Hasil survery yang dikeluarkan AP JII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia), pada tahun 2013 saja Indonesia menempati posisi ke-8 negara pengguna internet dengan pengguna paling banyak adalah usia 18-25 tahun. Proyeksi AP JII,penggunaan internet di Indonesia akan meningkat hingga angka 139 Juta pada tahun 2015. Faktanya pada tahun 2014 Indonesia sudah mencapai angka 88,1 juta pengguna internet.
[caption caption="guteksi.blogspot.com"]
Bila dilihat dari wilayah domisilinya, 78,5% dari total 88,1 juta pengguna internet di Indonesia tinggal di wilayah Indonesia bagian barat. Ibukota DKI Jakarta menjadi wilayah dengan penetrasi paling tinggi dengan 65% pengguna internet. Disusul oleh DI Yogyakarta yang memiliki 63% pengguna internet. Tercatat ada sekitar 53 juta pengguna internet terkonsentrasi di pulau Jawa dan Bali. Sedangkan posisi terendah di tempati oleh Papua yang hanya memiliki 20% pengguna internet dari total jumlah populasi penduduknya.
Sementara itu, penggunaan internet banyak diakses menggunakan telepon seluler dengan angka 85%, laptop atau netbook 32%, PC atau komputer 14%, Tablet 13%. Para penyedia layanan internet juga terus meningkatkan kualitas dan teknologi mereka untuk terus menarik pengguna internet. Layanan 4G LTE juga menjadi faktor netizen bertambah.
Perkembangan IPTEK semacam ini jika sampai blunder, artinya tidak ada tindakan preventif dari sekolah, orangtua, saudara, dan pihak terkait bisa menjadi boomerang bagi kita sendiri. Harapan terus meningkatnya netizen atau pengguna internet oleh para penyedia layanan internet harus juga beriringan dengan pendampingan serta pengawasan yang baik untuk para pengguna internet.
[caption caption="http://blog.idkeyword.com/profil-pengguna-internet-di-indonesia-tahun-2015/"]
Penyelewengan internet bisa saja dilakukan oleh siapapun, dari mulai usia anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Buktinya banyak kasus penipuan dengan modus sosial media, pemerasan dengan menggunakan internet, dan pembunuhan berencana. Kata waspada dan hati-hati benar-benar harus disimpan dalam hati kita sebagai masyarakat yang mau tidak mau harus berkecimpung di dalamnya.
Usia yang rentan adalah anak-anak dan remaja, kata orang usia-usia mereka adalah usia mencari jati diri dan pembentukan karakter yang kuat, jika seandainya pola pikir mereka terlukai, mereka akan merasakan luka itu saat dewasa. Kebiasaan buruk dan pikiran-pikiran negatif lah luka itu.
Penggunaan internet bisa sangat bermanfaat untuk penyebaran informasi kepada siapapun. Jika orangtua, pihak sekolah, dan pihak terkait lainnya bisa mengarahkan usia-usia rentan untuk menggunakan internet dengan baik dan benar, maka tidak diragukan lagi, kemampuan berpikir mereka akan maju dan berkembang.
Kompasiana adalah salah satu alat untuk mewujudkan itu. Siapapun bebas berekspresi dan mengeksplore pikirannya dalam sebuah tulisan yang nantinya akan dibaca oleh orang lain. Penggunaan internet banyak digunakan untuk mengakses sosial media. Faktanya sosial media saat ini cenderung monoton dan mulai tersusupi hal-hal negatif. Ada istilahnya kecanduan sosial media, kalau sudah kecanduan ngalamat banyak waktu tersita hanya untuk stalking, ngepo-in, dan nulis status.