Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Novel Mudik Horor dan Harimau Sumatra

30 Juli 2021   08:08 Diperbarui: 30 Juli 2021   08:32 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas, untuk apa sebenarnya organ tubuh hewan itu sehingga bernilai jual sedemikian tinggi? Apa kegunaannya?

Kalau kulit harimau bernilai tinggi bisa jadi karena ada unsur estetisnya. Tapi, gigi, kuku, dan tulang belulang, untuk apa?

Entahlah. Terlalu banyak mitos terkait khasiat organ tubuh harimau itu. Sehingga kitapun tak tahu lagi mana yang benar dan mana yang cuma isapan jempol.

Namun, konon kabarnya, organ harimau itu banyak dicari untuk keperluan perklenikan.

Klenik?

Ya, klenik, perdukunan. Untuk kebutuhan media pengobatan alternatif, dijadikan jimat, dan lain-lain. Wallahualam ....

Nah, bagi yang sudah membaca novel saya "Mudik Horor", pasti tahu, bahwa "harimau Sumatera" adalah salah satu tema yang saya angkat dalam alur cerita.

Dalam novel itu dikisahkan bahwa tokoh antagonis "Sudjiwa" ternyata adalah bos besar sindikat perburuan dan perdagangan liar harimau Sumatera.

Sindikat Sudjiwa ini lah yang tanpa sengaja terbongkar dan dihancurkan oleh keluarga Arfi bersama para sahabatnya, anggota Satuan Polisi Kehutanan Rekasi Cepat (SPORC).

Bagaimana detil ceritanya, sehingga perjalanan mudik horor keluarga itu sekaligus menjadi jalan bagi terbongkarnya sindikat perdagangan liar harimau Sumatera? Baca novelnya.

Jadi, ada pesan-pesan konservasi yang saya selipkan dalam novel tersebut. Mudik Horor bukan novel yang sekedar mengedepankan ketakutan dan suasana mencekam semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun