"Pantas saja mobil kita terseret ke alam ghaib ini. Ada dua benda laknat yang sangat disukai iblis dalam mobil ini rupanya," keluhku.Â
Aku geleng-geleng kepala. Menyesal rasanya ketika itu buru-buru memutuskan membeli mobil ini hanya karena harganya miring dengan kondisi sangat bagus dan sehat. Juga menyesal karena sudah langsung menggunakannya tanpa terlebih dahulu memeriksa secara seksama.Â
Tiba-tiba aku penasaran ingin tahu seperti apa orangnya pemilik mobil ini sebelum aku.Â
"Ayo, Yah, kita harus segera buang." Suara si sulung membuyarkan lamunankuÂ
Segera kuambil kedua benda itu. Satu di tangan kanan, satu di kiri.Â
"Buka kaca jendela, Bun. Ayah akan lempar ke luar."Â
Istri memencet tombol power window untuk membuka kaca jendela kiri depan. Tapi kaca tidak bisa turun. Berulang-ulang dipencet, tetap tidak bisa.Â
"Duh, kenapa nih, yah? Nggak bisa. Power window-nya macet," ujar istri sambil terus memencet-mencet.Â
"Coba jendela yang lain, Bun."Â
Istri kembali memencet-mencet seluruh tombol berulang-ulang. Sama saja. Tidak satupun kaca jendela yang bisa terbuka.Â
Sementara, tanganku tiba-tiba terasa panas. Makin lama makin panas dan tidak tertahankan. Buru-buru kujatuhkan kedua benda syirik itu ke lantai.Â