Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mudik Horor (Bab 7)

28 Juli 2021   20:17 Diperbarui: 28 Juli 2021   20:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Dalam dunia supranatural, kucing hitam biasanya dikaitkan dengan kesialan. Namun, tulang hewan itu merupakan salah satu jimat yang paling berkhasiat." 

"Jimat tulang kucing hitam dipercaya dapat membuat penggunanya menjadi tak terlihat, dan bisa membawa ketenaran. Juga bisa mengembalikan kekasih yang berpaling." 

"Isunya, banyak pesohor yang memakai jimat ini untuk meningkatkan atau mempertahankan popularitas. Namun, penggunaan untuk mendongkrak popularitas, katanya memiliki konsekwensi mengerikan bagi penggunanya. Bisa berujung pada kematian." 

"Cara mendapatkan tulang kucing hitam yang berkhasiat jimat ini juga mengerikan. Kucing hitam dimasukkan hidup-hidup ke dalam air mendidih dan direbus hingga tidak ada yang tersisa kecuali bulu dan tulang. Sisa rebusan itu dibuang ke sungai. Salah satu tulang kucing hitam itu akan mengapung. Nah, tulang yang mengapung itulah yang digunakan sebagai jimat." 

"Isshhh, sadis!" Si sulung menggeleng-geleng jijik mendengarkan penjelasanku. 

Sebagai penyayang kucing, dia tentunya ngeri mendengarkan bagaimana proses dibuatnya jimat tulang kucing hitam itu. Sementara, istri hanya terdiam. 

"Atau, bisa jadi ini bukan tulang kucing hitam, tapi tulang harimau. Karena, di Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera ini, harimau dianggap sebagai hewan keramat. Semua bagian tubuhnya diyakini berkhasiat. Termasuk tulangnya yang bisa dijadikan jimat dan dipercaya jauh lebih ampuh dari pada tulang kucing hitam," lanjutku. 

"Teman ayah yang bekerja di Balai Konservasi Sumber Daya Alam pernah bilang, bahwa maraknya perburuan dan perdagangan illegal harimau, antara lain karena itu," jelasku lagi. 

Setelah kembali membungkus dan meletakkan tulang itu di lantai mobil, aku ambil benda yang ditemukan si sulung di kolong jok belakang. 

Kembali kupencet-pencet. Aku tidak bisa mengira-ngira apa isinya. Yang jelas, terasa tekstur seperti pasir. Aku dekatkan ke hidung, tidak tercium bau spesifik apapun. 

"Hmm, apa ya isinya?" gumamku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun